Mampukah Indonesia rebut pasar unggas dunia?
Merdeka.com - Pemerintah berambisi untuk kembali membawa unggas Indonesia mengepakkan sayapnya di dunia. Ekspor unggas Indonesia, sekitar tahun 80-an, sempat merajai pasar dunia.
Namun sayang, pada 2005 lalu, unggas lokal mendapat hantaman wabah flu burung atau avian influenza sehingga membuat kinerja ekspornya khususnya daging ayam berhenti total.
Saat ini, pemerintah tengah mencoba menghidupkan lagi asa unggas Tanah Air. Beberapa cara telah dilakukan untuk meyakinkan pasar dunia bahwa unggas Indonesia aman untuk dikonsumsi.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menegaskan pemerintah telah melakukan netralisasi wilayah yang diduga menjadi sentra virus flu burung. Pemerintah Singapura digandeng untuk menyukseskan program ini.
Kepulauan Riau menjadi pilot project program ini. Kerjasama dengan pihak Singapura memungkinkan Indonesia dapat menggunakan peralatan laboratorium negara Singa tersebut.
Pemerintah menargetkan produk unggas lokal dapat memasuki negara yang juga memiliki julukan Seribu Satu Larangan itu. Pasalnya, jika produk unggas sudah berhasil menembus Singapura, maka untuk memasuki negara lain akan lebih mudah.
"Kita berupaya kita yakinkan, tidak semua wilayah di Indonesia terancam flu burung. Karena kita wilayah kepulauan, ada yang bebas flu burung seperti Maluku Utara, Gorontalo dan Kalimantan Barat," ujarnya.
Produksi unggas Indonesia yang melimpah saat ini membuat potensi untuk mengekspor cukup besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan produksi daging nasional pada 2012 sebesar 2,7 juta ton.
Jumlah ini terdiri dari daging unggas (ayam dan itik) 1.818.000 ton atau 67 persen dari produksi daging nasional. Daging sapi sebesar 505.000 ton atau 18 persen, daging babi 235.000 ton atau 8 persen, daging kambing dan domba 115.500 ton atau 4 persen, daging kerbau 35.000 ton atau 1 persen, dan daging lainnya 54.000 ton atau 2 persen.
Peningkatan ekspor komoditas ini, menurut Syukur, akan membantu negara dalam menggenjot penerimaan melalui devisa. Ekspor juga membuat kestabilan harga di tingkat peternak karena keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan akan terjadi.
Pemerintah, seiring upaya pembukaan pasar ekspor, juga mendorong peternak lokal untuk memproduksi ayam jenis premium. Ayam jenis premium memiliki harga yang lebih mahal sehingga lebih mendatangkan keuntungan.
Akan tetapi, Syukur mengungkapkan upaya penyuksesan program ini bukan tanpa rintangan. Selain masih adanya potensi flu burung timbul kembali, pasokan daging dari negara pesaing seperti Amerika Serikat juga menjadi tantangan lain.
"Salah satu upaya meyakinkan negara lain, kami membiarkan mereka melakukan audit sendiri di Indonesia. Lalu kami juga terus lakukan surveillance dan biosecurity," tuturnya.
Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade Zulkarnaen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik masyarakat umum maupun peternak melalui komoditas unggas adalah cara yang tepat. Harga unggas yang lebih murah dari komoditas daging lainnya membuat masyarakat tetap dapat mengonsumsi daging untuk asupan protein.
"Mengapa harus ribut masalah daging sapi, kalau kontribusinya hanya 18 persen?" tanyanya heran.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaEkspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaTujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya
Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca Selengkapnya