Luhut Dorong Pelabuhan Batu Ampar Jadi Greenport: Biar Tak Dilecehkan Singapura
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan rencana pemerintah menjadikan Pelabuhan Batu Ampar di Batam menjadi green port percontohan yang menerapkan ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE).
Dirinya akan bertandang ke sana untuk meninjau ekosistem logistik di sana yang awalnya terdiri dari 17 transaksi layanan yang kemudian diefisiensikan dalam NLE menjadi 1 transaksi saja.
"Kami ingin Batam jadi contoh green port pertama di Indonesia, Pelabuhan Batu Ampar. Besok saya juga ingin lihat Ekolognas itu supaya kita bisa sama dengan Singapura. Supaya kita tidak dilecehkan Singapura sebenarnya kita dilecehkan ini karena kita sendiri," kata Luhut dalam Konferensi Pers Bersama Ekosistem Logistik Nasional secara daring, Kamis (24/9).
Selain memastikan implementasi dari proses penyederhanaan transaksi berjalan dengan baik, Luhut juga memberi catatan lain terkait NLE ini. Di antaranya, soal pengawasan lego jangkar, di mana pihaknya tengah merancang agar petugas mendapatkan insentif dari prestasi menangkap para penyelundup.
"Semua jajaran darat, laut, Bea Cukai, Polisi, Bakamla, Angkatan Laut, yang menangkap penyelundupan minyak, ganja, segala macam, 50 persen diatur dikembalikan ke pada mereka jadi tunjangan prestasi," ujarnya.
Diharapkan, pemberian insentif tersebut bisa mengurangi risiko para petugas menerima dana-dana sogokan dari penyelundup-penyelundup. Luhut bilang pihaknya telah mengajukan usulan ini dan prosesnya sudah sampai ke Kementerian Keuangan serta bisa diharapkan bisa segera dipelajari agar tahun ini bisa dilaksanakan.
Lalu yang tak kalah penting ialah permasalahan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Menurut Luhut, harus ada kesepakatan dengan buruh gendong agar mereka tetap bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Luhut menegaskan, seluruh pihak harus bisa bekerjasama untuk mewujudkan NLE agar berdampak pada ekonomi nasional. "Karena ini akan membawa penerimaan negara juga Rp 1,5 triliun, paling tidak hanya dari ini saja, dan di Batam sendiri akan berdampak investasi sebesar Rp 5 triliun," ujarnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawa Industri Berkibar ke Kancah Internasional, Begini Harapan Pengusaha Logistik ke Presiden Selanjutnya
Menurut Akbar Djohan, pembenahan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam industri logistik menjadi fokus penting.
Baca SelengkapnyaDorong Pelabuhan Berkelanjutan, Anak Usaha BUMN Dapat Sertifikasi dari Eropa
Ecoports sejalan dengan Program Kementerian Perhubungan RI dalam mewujudkan Pelabuhan Berwawasan Lingkungan di Indonesia
Baca SelengkapnyaDua Kantor Camat Kebanjiran, Polres Rohil Cari Lokasi untuk Logistik Pemilu
Kantor Camat bakal menjadi tempat penyimpanan logistik Pemilu sebelum dibagikan ke Tempat Pemungutan Suara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Bakal Hentikan Ekspor Pasir Laut
Kebijakan untuk pengelolaan kelautan juga perlu keterhubungan antar pulau pelabuhan dengan infrastruktur darat.
Baca SelengkapnyaPemilu Semakin Dekat, Pengamanan Gudang Logistik di Rohil Diperketat
Andrian mengaku pihaknya juga melaksanakan sistem pengamanan kota, apel gelar pasukan, serta serangkaian sosialisasi.
Baca SelengkapnyaCarut Marut Pelaksanaan Pemilu di Makassar: Logistik Terlambat ke TPS hingga Kotak Suara Tak Tersegel
Sejumlah permasalahan yang muncul saat hari pemungutan suara di antaranya terlambat tibanya logistik Pemilu 2024 di TPS.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Polisi & PPK Rohil Bawa Logistik Pemilu 7 Jam Lewat Jalur Darat dan Laut
Kondisi infrastruktur yang kurang memadai menjadi tantangan tersendiri dalam pendistribusian logistik Pemilu di Rohil.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan Kontrak Freeport Hingga 2061 Disebut Terburu-buru, Erick Thohir Beri Penjelasan Begini
Erick mengatakan, jika Freeport ingin mengembangkan potensi, maka perusahaan mesti melakukam investasi mulai dari sekarang.
Baca SelengkapnyaSebut Tuban Negeri yang Rindang, Ini Sosok Tome Pires Mata-mata Portugis untuk Cari Peluang Ekonomi di Nusantara
Pada tahun 1950-an, ia mencatat barang-barang yang dijual di Pelabuhan Tuban
Baca Selengkapnya