LPDB siapkan Rp 3,6 T biayai 198.856 UMKM
Merdeka.com - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) akan menyalurkan dana pembiayaan kredit bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk tahun ini, LPDB menyiapkan dana sebesar Rp 3,6 triliun.
"Tahun ini sudah ada Rp 2,6 triliun dana yang sudah ready stok. Agustus nanti akan ditambah sebesar Rp 1 triliun," ujar Direktur Utama LPDB Kemas Danial di Jakarta, Jumat (17/1).
Kemas mengatakan, sumber pembiayaan untuk kredit UMKM ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut dia, penambahan dana tersebut dilakukan karena kepercayaan pemerintah atas kinerja LPDB yang cukup baik.
"Kementerian Keuangan telah menyatakan LPDB sebagai badan layanan umum dengan kinerja yang sangat baik. Hal itu menjadi dasar pemerintah untuk menambah alokasi dana pembiayaan UMKM," terang dia.
Selanjutnya, dana tersebut akan disalurkan kepada 198.856 UMKM. Untuk menyalurkan dana tersebut, LPDB menggandeng 1.051 mitra kerja yang terdiri dari lembaga koperasi maupun non koperasi.
"Dana tersebut akan disalurkan selama setahun dengan alokasi sebesar Rp 200 miliar per bulan," pungkas dia.
UMKM diakui sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sektor ini dinilai sebagai penyumbang pendapatan yang cukup kuat bagi negara.
Menyadari hal tersebut, LPDB memberikan fasilitas pembiayaan serta pendampingan kepada pelaku UMKM. LPDB juga menjalin kerja sama dengan PT Bahana Artha Ventura (BAV) untuk menyalurkan dana pembiayaan tersebut.
"Kami salurkan dana ini ke Bahana Artha Ventura sebesar Rp 250 miliar," ujar Kemas Danial.
Dana permodalan sebesar Rp 250 miliar dapat bertambah jika nantinya BAV membutuhkan tambahan. "Dari Rp 250 miliar akan disalurkan melalui 27 unit anak usaha BAV yang tersebar di Indonesia dengan besaran yang berbeda-beda, tergantung kebutuhan tiap-tiap daerah," ungkap Kemas.
Kemas mengatakan, BAV merupakan salah satu badan penyalur permodalan yang memiliki rekam jejak baik. Selain itu, terdapat kesamaan visi antara LPDB dengan BAV, yaitu ingin memperkuat dan memajukan sektor UMKM.
"Sejak 2008 kami sudah mengenal BAV, mereka mempunyai tujuan yang sama dengan kami," kata Kemas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BAV Hesti Purwanti, pihaknya akan membebankan bunga sebesar 2 persen terhadap pelaku UMKM. Tetapi, dia lebih menekankan pada prospek di masa depan dari nasabah yang membutuhkan dana tersebut.
"Untuk kriterianya (pencari dana) kami tidak hanya melihat perusahaan yang berkembang, tapi punya vendor pengembaliannya kuat, tidak persis perusahaan itu sendiri, tapi lihat lingkungan juga sekitar," pungkas Hesti.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaData LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selama beberapa tahun terakhir, APBN disiapkan sebagai shock absorber untuk menjaga perlindungan ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaKepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaPemerintah Beberkan Alasan Buka Loker CPNS dan PPPK Tahun 2024
Baca Selengkapnya