LIPI Khawatir Dampak Virus Corona Buat Harga Makanan Mahal Jelang Lebaran 2020
Merdeka.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi bahwa penyebaran virus corona akan berdampak pada kenaikan harga makanan dan minuman, atau konsumsi jelang masa Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2020.
Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho memaparkan, lebih dari 495 jenis komoditas dengan tujuan ekspor China akan terimbas. Sementara sekitar 499 jenis barang impor dari China diperkirakan akan menyusut atau bahkan menghilang dari pasar Indonesia.
"Sebagian besar produk yang merupakan barang konsumsi strategis akan memiliki implikasi serius terhadap inflasi dalam negeri. Pemerintah perlu memantau kondisi pasar mengingat pada potensi pergerakan harga menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri," ujar Agus di Jakarta, Rabu (26/2).
Dia mengimbau pemerintah agar menyiapkan antisipatif guna menghindari terjadinya kenaikan harga konsumsi. Pertama, yakni mengelompokkan produk makanan atau minuman mana saja yang secara harga jual melonjak, serta mendeteksi barang mana yang ternyata konten impornya tinggi dari China.
"Baru setelah itu peta kelihatan, lihat gudang kita, cocok apa enggak. Baru mulai ngomong logistik, mulai dari gudang, transportasi sistemnya, sampai dengan deliver ke pasar swalayan sampai ke pasar tradisional," tuturnya.
Cari Substitusi
Kemudian, pemerintah juga harus mencari substitusi impor dari negara lain yang selama ini produk-produknya berasal dari China. "Apakah dari Vietnam, Pakistan, Brazil, India, itu harus dipetakan," imbuhnya.
Dalam kondisi ini, Agus menekankan kepada pemerintah dan pihak pelaku usaha untuk mengkaji skema bisnis seperti apa yang dapat diterapkan dalam perjanjian dagang tersebut.
"Kalau B2B problem berarti G2G. Karena itu bayangan kami adalah peran dari government khususnya atase perdagangan dan kedutaan Indonesia enggak boleh duduk-duduk saja di sana. Ini yang saya kira penting," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaPemudik Lebaran Tahun Ini Diprediksi Bakal Naik
Aan kemudian menyinggung 123 juta orang melaksanakan mudik dan dan berwisata selama libur Idulfitri 1444 H atau pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaInflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaFOTO: Harga Kebutuhan Pokok Melonjak di H-6 Jelang Idul Fitri
Sejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya