Likuiditas Perbankan Diprediksi Membaik di Tengah Ketidakpastian Global
Merdeka.com - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS Fauzi Ichsan memprediksi likuiditas sektor perbankan Indonesia bakal membaik di 2020. Hal ini didukung oleh tren penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat.
"Fed Fund rates kan sudah turun 75 bps dari 2,5 persen ke 1,75 persen. Bahkan pelaku pasar masih memperkirakan bisa turun lagi 25 bps," ujar dia, saat ditemui, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/11).
Selain itu, suku bunga acuan bank central Eropa, Tiongkok, Jepang diprediksi akan tetap stabil. Dengan demikian, suku bunga acuan secara global setahun ke depan akan tetap rendah.
"Untuk sementara ini tidak ada ancaman kenaikan suku bunga global tajam yang akan memperketat likuiditas global," kata dia.
Rendahnya suku bunga global diperkirakan membuat investor bakal semakin enggan untuk memarkir dana mereka di US dolar asset. "Kita lihat suku bunga di beberapa negara sudah negatif," imbuhnya.
Sehingga dana investor global akan tertarik ke negara-negara dengan level suku bunga yang masih tinggi termasuk Indonesia. "Dengan masuknya aliran modal ke pasar obligasi kita otomatis imbal hasil turun. Ini membuat likuidutas membaik," jelas dia.
"Kalau lihat Loan deposit Ratio (LDR), itu yang di atas 92 persen itu hanya bank buku III. Bank Buku I, II dan IV, LDR-nya sudah di bawah 92 persen. Ini menunjukkan likuiditas membaik. Jadi tahun depan likuiditas bisa dibilang membaik," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPangkas Kredit Macet Rp900 Miliar, Begini Prediksi Kinerja BTN di 2024
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaKetua LPS: Tak Hanya Dua, Ada Bank BPR Lain Bakal Bangkrut di 2024
Ketua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnya