Lewati Target APBN, Defisit 2019 Capai Rp353 Triliun
Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sementara sepanjang 2019 sebesar Rp353 triliun atau setara dengan 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut berasal dari belanja negara sebesar Rp2.310 triliun, sementara pendapatan hanya mencapai sebesar Rp1.957 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan defisit sebesar Rp353 triliun tersebut lebih tinggi dari target defisit APBN 2019 yang hanya 1,93 persen atau sebesar Rp296 triliun. Namun, angka ini masih bersifat sementara sebab pihaknya masih akan melakukan perhitungan kembali.
"Realisasi ini memang lebih besar dari target awal yang defisit Rp296 triliun, naik dari target 1,84 persen terhadap PDB jadi 2,2 persen terhadap PDB," ujarnya dalam konferensi pers di APBN Kita di Kantornya Jakarta, Selasa (7/1).
Defisit APBN hingga akhir 2019 tersebut didorong realisasi pertumbuhan penerimaan yang lebih rendah dari realisasi pertumbuhan belanja negara. Hal ini dikarenakan adanya tekanan pada penerimaan negara akibat dari pelemahan ekonomi global.
Rinciannya
Penerimaan negara tercatat sebesar Rp1.957, triliun atau 90,4 persen dari target APBN 2019 yang sebesar Rp2.165,1 triliun. Angka ini hanya tumbuh 0,7 persen dibandingkan periode akhir 2018 sebesar Rp1.943,7 triliun.
Sedangkan realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp2.310,2 triliun atau sudah 93,9 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp2.461,1 triliun. Realisasi ini tumbuh sebesar 4,4 persen dibandingkan realisasi APBN pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2.213,1 triliun.
Dengan demikian, untuk realisasi pembiayaan anggaran sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp399,5 triliun atau mencapai 134,9 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp296 triliun. Pembiayaan ini lebih tinggi 30,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp305,7 triliun.
"Pembiayaan kita pada tahun 2019 pun tercatat realisasinya mengalami kenaikan hingga 30 persen," ujarnya.
Adapun keseimbangan primer sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp77,5 triliun, atau naik dari realisasi periode sama di tahun lalu yang mengalami defisit sebesar Rp20, 6 triliun. "Realisasi ini sementara masih akan ada angka bergerak sampai satu dua bulan ke depan sampai bener bener menjadi laporan keuangan pemerintah 2019," tandas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaPemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.
Baca Selengkapnya