Lepas dari sanksi, Bank Mega siap ekspansi
Merdeka.com - Setelah satu tahun dikenakan sanksi larangan membuka jaringan oleh Bank Indonesia akibat kasus penyelewengan dana nasabah, PT. Bank Mega Tbk berencana melakukan ekspansi. Bank Mega berencana memperluas jaringan dengan membuka 67 kantor baru hingga akhir tahun ini.
Dari 67 kantor tersebut, 6 kantor di antaranya merupakan kantor cabang. Sedangkan sisanya adalah kantor cabang pembantu. Untuk memperlancar aksi ekspansinya, perseroan telah menyiapkan dana sebesar Rp 335 miliar untuk membangun kantor-kantor yang rencananya akan mengisi pusat-pusat bisnis di kota-kota besar.
"Tahun-tahun sebelumnya kita sudah fokus ke Indonesia timur. Ke depan, kita akan kembangkan di pusat-pusat bisnis untuk tambah density (kepadatan), contoh di kelapa Gading. Kita baru punya dua di sana, sementara yang lain sudah ada yang punya sampai sepuluh," ujar Direktur Utama Bank Mega J.B. Kendarto di Menara Bank Mega, Kamis (2/8) malam.
Direktur Operasional dan Keuangan Bank Mega J. Georgino Godong menambahkan, sanksi dari Bank Indonesia baru saja berakhir pada Juni 2012."Kita kan baru lepas dari pembatasan cabang sampai Juni. jadi kita kejar di semester dua ini kita buka 67 kantor cabang baru," katanya.
Untuk membuka satu kantor baru, perseroan membutuhkan dana sekitar Rp 5 miliar. Menurutnya, nilai tersebut disesuaikan dengan lokasi kantor-kantor yang akan berada di pusat kota-kota besar.
"Ini kita kalau buka tidak kecil walaupun KCP (kantor cabang pembantu). Kita mau modelnya ini agar bisa memberikan service secara penuh," jelasnya.
Hingga Juni 2012, jumlah jaringan kantor Bank Mega tercatat sebanyak 313 kantor. Dengan menambah 67 kantor baru, maka jumlahnya menjadi 380 kantor akhir tahun ini.
Seperti diketahui bahwa dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 23 Mei 2011, diputuskan Bank Mega agar menghentikan penambahan nasabah Deposit on Call (DoC) baru dan perpanjangan DoC lama, termasuk untuk produk sejenis seperti Negotiable Cerificate of Deposit (NDC), selama satu tahun. Juga menghentikan pembukaan jaringan kantor baru selama satu tahun.
(mdk/oer)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaBank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria kelahiran Tuban ini tercatat pernah menduduki banyak jabatan strategis.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca SelengkapnyaKemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnya