Lebaran tahun ini pertumbuhan omzet ritel melambat
Merdeka.com - Sejumlah pusat perbelanjaan dan mal di ibu kota memanfaatkan tingginya konsumsi masyarakat jelang Lebaran. Dalam beberapa pekan terakhir, ritel dan pusat perbelanjaan berlomba-lomba memberikan diskon terhadap barang dagangannya guna menyedot perhatian para konsumen. Tujuannya jelas, meraup untung sebesar-besarnya saat momen besar umat muslim ini.
Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia, Handaka Santosa, mengatakan keuntungan didapat oleh pedagang dari aksi diskon gede-gedan tersebut bisa mencapai dua kali lipat. Namun, pertumbuhan omzet cenderung konservatif dibanding tahun sebelumnya.
"Penjualan toko-toko atau ritel di pusat perbelanjaan pada 2014 ini naik 10 persen dibanding tahun lalu," ujar Handaka kepada merdeka.com, Minggu (27/7).
Handaka mengakui, secara keseluruhan, pertumbuhan omzet pusat perbelanjaan pada Lebaran tahun ini melambat dibanding tahun lalu.
"Cukup konservatif kenaikannya karena di 2013 naik 15 persen dibanding 2012," ucapnya.
Handaka menjelaskan, biasanya diskon besar diberikan kepada barang stok lama.
"Diskon ini diberikan kepada barang-barang yang diharapkan segera cuci gudang untuk digantikan dengan barang baru. Soalnya kan kalau barang lama enggak habis, barang baru enggak bisa di display," jelasnya.
Handaka mengklaim, momen obral diskon ini, juga sebagai upaya menekan masyarakat Indonesia berbelanja di luar negeri. Hal ini tentu tidak membantu untuk pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
"Untuk bisa mengurangi minat belanja di luar negeri. Karena biasanya kalau sudah jelang-jelang Lebaran seperti ini, sudah ada tuh yang pergi keluar (negeri) dengan membawa tas-tas kosong. Maksudnya mau belanja di sana saja," bebernya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaAan kemudian menyinggung 123 juta orang melaksanakan mudik dan dan berwisata selama libur Idulfitri 1444 H atau pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPergerakan masyarakat selama libur lebaran tahun ini diprediksi akan mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca SelengkapnyaJumlah itu meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama di pekan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMenteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi 193,6 juta orang Indonesia melakukan perjalanan saat libur Lebaran Idulfitri 1445H/2024 Masehi.
Baca Selengkapnya