Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Layanan Nonton Film Streaming Salah Satu Penyebab Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi RI

Layanan Nonton Film Streaming Salah Satu Penyebab Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi RI Ilustrasi menonton televisi. ©Shutterstock/prodakszyn

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen. Angka tersebut melambat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,17 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati, mengatakan salah satu penyebab melambatnya ekonomi adalah investasi kekayaan intelektual yang merosot. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya layanan tontonan streaming.

"Produk kekayaan intelektual menurun itu terkait software meningkat, tapi film yang lolos sensor mengalami pertumbuhan negatif, turun 45 persen. Turun, bukan melambat," ujarnya di Le Meredien, Jakarta, Kamis (7/11).

Sri mengatakan, film selama ini digolongkan kepada pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Investasi film akan masuk menjadi penyumbang ekonomi apabila sudah melalui proses sensor yang dilakukan oleh lembaga perfilman.

"Film yang konsep masuk PMTB yang lolos sensor menurun, tapi yang tidak lolos sensor ini meningkat. Jadi ini yang sebabkan investasi intelektual kita terkontraksi," jelasnya.

Sejauh ini, BPS belum menghitung sumbangsih layanan tontonan gratis terhadap ekonomi. Namun demikian, tak menutup kemungkinan dengan adanya peningkatan teknologi, BPS akan menghitung data transaksi digital dan perdagangan digital di masa mendatang.

"Ini yang jadi tantangan-tantangan kami ke depan memang. Untuk e-commerce belum bisa kami rilis karena yang belum rampung. Nanti kalau sudah rilis pasti akan kami beritahu," tandasnya.

Pemerintah Akui Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tertekan Dampak Resesi Dunia

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengakui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen pada kuartal III-2019 menjadi terendah dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya. Menurutnya, realisasi tersebut dikarenakan imbas dari dampak pelemahan kondisi perekonomian dunia.

"Pertumbuhan oleh BPS perekonomian kita meski tumbuh 5,02 persen itu lebih rendah dibanding beberapa kuartal sebelumnya ini dampak dari kondisi global dan kita secara berkelanjutan berusaha memberikan support agar perekonomian bisa dijaga momentum pertumbuhannya," kata dia dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Jakarta, Rabu (6/11).

Meski tercatat rendah, namun pemerintah memandang pertumbuhan sebesar 5,02 persen ini tetap memberikan optimisme ke depannya. Mengingat, kata dia, banyak negara-negara maju lainnya yang pertumbuhan ekonominya tertekan.

"Bahkan seperti China yang sekarang level 6 persen turunnya dari 2-3 tahun lalu. Turunnya yang biasanya China double digit 10-11 persen turunnya ke 6 persen. Indonesia masih di level 5 persen dan akan kita jaga momentumnya," tanda dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2019 sebesar 5,02 persen (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang sebesar 5,05 persen yoy.Juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen yoy.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III-2019 dipengaruhi beberapa hal. Dari sisi pengeluaran jumlah konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif sebesar 5,01 persen.

Konsumsi Rumah Tangga Masih Jadi Tulang Punggung Pertumbuhan Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III-2019 sebesar 5,02 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang sebesar 5,05 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III-2019 dipengaruhi beberapa hal. Dari sisi pengeluaran jumlah konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif sebesar 5,01 persen.

Posisi pertumbuhan konsumsi rumah tangga Kuartal III-2019 tersebut naik tipis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,01 persen. Namun jika dibandingkan Kuartal-II 2019 posisi konsumsi rumah tangga mencapai 5,17 persen atau menurun jika dibanding posisi sekarang.

"Konsumsi rumah tangga masih cukup bagus 5,01 persen. Ada beberapa yang tumbuh tinggi dan beberapa tertahan," ujarnya di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/11).

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut salah satu pertumbuhan terhadap konsumsi rumah tangga bisa dilihat dari komponen makanan dan minuman, selain restoran yang tumbuh sebesar tumbuh 5,18 persen. Kemudian diikuti dengan komponen kesehatan dan pendidikan sebesar persen. Sementara sisanya mengalami perlambatan.

"Komponen kesehatan dan pendidikan di mana pada kuartal III-2019 mencapai 7,4 persen jauh lebih kuat dibanding periode sebelumnya. Karena di pendidikan ada tahun ajaran baru pada Juli," kata dia.

Di samping itu, sumbangsih kelompok pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri tumbuh melambat sebesar 4,21 persen. Hampir seluruh komponen ini mengalami kontraksi kecuali pada (cultivated biological resources/CBR) yang tumbuh sebesar 3 persen.

"Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2019 (y-on-y), sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Komponen PK-RT sebesar 2,69 persen, diikuti Komponen PMTB sebesar 1,38 persen. Sementara sumber pertumbuhan ekonomi dari Komponen lainnya sebesar 0,95 persen," tandasnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peringati 1 Tahun Terbentuknya AVISI: Bersama Temukan Solusi untuk Melawan Pembajakan Konten Ilegal

Peringati 1 Tahun Terbentuknya AVISI: Bersama Temukan Solusi untuk Melawan Pembajakan Konten Ilegal

AVISI menyelenggarakan kegiatan yang berjudul 'AVISI 2024 Indonesia Video Streaming Conference' dengan tema 'Anticipating Indonesia's Video Streaming Piracy Evo

Baca Selengkapnya
Segini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang

Segini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang

Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.

Baca Selengkapnya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun

Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun

Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya