Lawan Covid-19, BI Kaji Terbitkan Global Bond USD 10 Miliar
Merdeka.com - Kementerian Keuangan menyebut bahwa salah satu alternatif pembiayaan dalam menangani dampak wabah virus corona yaitu dengan menerbitkan global bond. Besarnya pinjaman global itu awalnya direncanakan sebesar USD 8 miliar setara Rp131,7 triliun.
Namun, pinjaman global rencananya akan ditambah menjadi USD 10 miliar atau setara Rp164,6 triliun.
"Ini yang sedang dirumuskan, apakah bisa dinaikkan jadi USD 10 miliar," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (2/4).
Perry mengaku telah menghubungi para investor global untuk meningkatkan jumlah pinjaman. Dia mengklaim, pinjaman tersebut memungkinkan untuk ditingkatkan. Perry menuturkan, pekan lalu pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah melakukan lelang surat utang. Dari target Rp15 triliun, pemerintah mendapatkan lelang Rp22 triliun.
"Artinya dalam kondisi pasar global ini masih bisa Rp22 triliun, kalau ini bisa kita jaga nanti akan didiskusikan," ujar Perry.
Jaga Suku Bunga Masih Rasional
Perry menyebut banyak hal lain yang bisa jadi sumber pembiayaan fiskal. Sebagian besar SUN dan SBSN itu bisa diterbitkan lewat pasar. Namun, dia berharap suku bunga tidak terlalu tinggi sehingga mengakibatkan tidak rasional. Sebab bila itu terjadi bisa membebani masyarakat di kemudian hari seperti pajak.
Agar tetap rasional, maka hal itu diatur dalam Perppu Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.
Dalam aturan ini skenario SBN barangkali diperlukan untuk tambahan modal LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Namun untuk mencegah ke arah tersebut, pemerintah menerbitkan SUN dan SBSN untuk biaya defisit dan dana Rp150 triliun biayai pemulihan ekonomi
"SUN dan SBSN untuk menutupi defisit fiskal dan program pemulihan ekonomi," kata Perry.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BUMN Pertamina Turun Tangan Bantu UMKM Berdaya Saing Global, Ini Dilakukan Perusahaan
Sejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca SelengkapnyaBRI Terbitkan Green Bond I tahap III 2024, Jadi Strategi Baru untuk Sokong Pembangunan Berkelanjutan
BRI Mengeluarkan obligasi green bond 1 tahap III sebagai solusi pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca Selengkapnya28 Februari Peringati Hari Penyakit Langka Sedunia, Begini Tujuan dan Cara Merayakannya
Hari Penyakit Langka Sedunia adalah sebuah gerakan global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan advokasi tentang penyakit langka.
Baca Selengkapnya