Merdeka.com - Direksi Bank Mandiri menilai kompetisi dengan negara-negara lain di sektor jasa keuangan, utamanya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 akan semakin berat. Selain itu masih ada tantangan dengan era Keterbukaan Sektor Keuangan pada 2020, sehingga inovasi merupakan harga mati.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan kemampuan sebuah perusahaan, khususnya industri keuangan, sangat erat kaitannya dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) perusahaan tersebut dalam berinovasi. "Memenangkan bisnis di dunia kompetisi ini mutlak dengan inovasi. Perusahaan yang mampu berinovasi harus punya SDM yang berinovasi," ungkap Budi di Ritz Carlton Pacific Place, Senin (22/4).

Dia sekaligus menyoroti perlunya industri keuangan menyiapkan sejumlah anggaran untuk dapat meningkatkan kualitas SDM-nya, melalui berbagai cara, salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan. Untuk itu Budi mengaku perseroan menggelontorkan 5 persen belanja modal buat pelatihan SDM Mandiri.

"Kurang lebih Rp 400 miliar tahun ini untuk melatih tenaga tenaga baru kita. Mengirimkan ratusan karyawan terbaik belajar ke dalam negeri dan luar negeri, agar siap berinovasi," tutur Budi.

Seiring perkembangan sistem telekomunikasi menjadi faktor pendukung perkembangan industri keuangan di masa mendatang, direksi berambisi agar bank pelat merah ini bisa memanfaatkan teknologi secara optimal. Budi berharap karyawan Mandiri dapat berinovasi dengan memanfaatkan kemampuan GSM (Global System Mobile Communication) yang pertumbuhannya demikian pesat.

"Kita tidak pernah menyangka GSM bisa mengubah drastis sistem telekomunikasi Indonesia. Dengan adanya inovasi GSM, sekarang dampaknya begitu besar," ujarnya.