Laju IHSG diprediksi menguat terbatas
Merdeka.com - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang support 5.148-5.156 dan resisten 5.173-5.188. Pelaku pasar tampaknya masih wait and see serta tidak terlalu agresif masuk pasar.
"Laju IHSG pun diperkirakan masih akan melanjutkan pergerakan variatif dengan kecenderungan menguat terbatas," ujar Analis Trust Securities, Reza Priyambada dalam riset hariannya, Jakarta, Rabu (20/8).
Adapun pertimbangan saham-saham hari ini antara lain BEST, UNTR, AISA, ACES, MPPA, BBNI dan SMCB.
Sebelumnya sepanjang perdagangan kemarin Selasa (19/8) IHSG menyentuh level 5178,33 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 5160,15 (level terendahnya) di mid sesi 2 dan berakhir di level 5165,17. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Tercatat sebanyak 6,98 miliar saham diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp 5,91 triliun dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih hingga Rp 448,9 miliar.
Saham-saham yang menjadi pendorong pergerakan IHSG secara rata-rata tertimbang diantaranya saham Bank BRI (BBRI) menguat 0,46 persen ditutup pada level Rp 10.850, saham Bank Mandiri (BMRI) yang naik 0,48 persen pada harga Rp 10.525.
Kemudian, saham Bank BNI (BBNI) menguat 0,95 persen ditutup pada level Rp 5.300, saham Media Nusantara Citra (MNCN) yang naik 2,24 persen pada harga Rp 2.965, dan PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI) menguat 1,82 persen ditutup pada level Rp 26.550.
Sementara itu, Research Department PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya memperkirakan, dalam perjalanannya IHSG kembali berhasil menembus level tertingginya untuk tahun ini. Kemampuan menutup perdagangan pada level resistance 5165 merupakan langkah bagus dari IHSG dalam pembuktian bahwa kekuatan naik IHSG masih cukup besar. Target resistance berikutnya berada pada 5209 dengan support 5147.
"Pola pergerakan IHSG masih dalam nuansa uptrend untuk jangka menengah maupun panjang, sedangkan untuk jangka pendek kenaikan memiliki kecenderungan lebih terbatas," ujar William, Jakarta, Rabu (20/8).
Adapun pertimbangan saham untuk hari ini, yakni ASII, BBNI, KLBF, LSIP, SMCB, CMNP, AALI, TOTL dan SIMP.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IHSG Diprediksi Terus Menguat, Ini Rekomendasi Saham untuk Trading Hari Ini
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaKinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam
Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaCatat! Begini Cara Investasi Cuan di Bulan Ramadan
Secara historikal, di bulan Ramadan volume transaksi IHSG cenderung menurun sekitar 20-40 persen dari biasanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Rupiah dan IHSG Terkini Usai Prabowo-Gibran Menang Versi Quick Count
Sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca Selengkapnya6,8 Juta Kendaraan Diprediksi Lewati Tol Kelolaan Astra Infra saat Mudik Lebaran 2024
Adapun sebaran kendaraannya antara lain Tanggerang-Merak diprediksi sebanyak 3,5 juta kendaraan atau naik 3,6 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaFOTO: IHSG Ditutup Menguat di Awal Ramadan
IHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High di level 7.435 pada perdagangan pertama di hari perdana pembukaan bursa saat Ramadan.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya