Merdeka.com - Jelang Hari Raya Idul Adha, makin banyak bermunculan pedagang hewan kurban musiman. Di tengah makin banyaknya pedagang kurban musiman, Haji Nonot (46) tetap bertahan.

Bisnis jual beli hewan kurban sudah dia lakoni selama puluhan tahun. Berawal saat dirinya didepak dari sebuah perusahaan lantaran regenerasi karyawan baru, Haji Nonot pun banting stir menjadi pedagang hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha.

"Awalnya saya kerja di kantoran. Tapi dipecat karena ada karyawan baru masuk. Padahal karyawan itu saya yang ajarin," curhat Haji Nonot kepada merdeka.com, Senin (29/9).

Berbekal sisa pendapatan dari pekerjaan sebelumnya serta koneksi yang dia miliki di kampungnya, daerah Kutoharjo, Haji Nonot memberanikan diri berbisnis jual hewan kurban di Ibu Kota.

Memulai bisnis penjualan hewan kurban, dia dihadapkan pada tantangan minimnya lahan yang harus disediakan. Haji Nonot harus rela melihat 50 ekor kambingnya berdesakan di sebuah petak kecil.

"Sudah susah nyari lahan yang luas. Sekalinya ada pasti mahal. Jadi ya seperti ini," ungkap Haji Nonot seraya menunjukkan lokasi penjualan hewan kurbannya.

Tak hanya lahan untuk menempatkan hewan kurban dagangannya, Haji Nonot pun kesulitan mendapat rumput untuk pakan hewan dagangannya saban hari.

"Ini saya nyari rumput di Cilincing, Klender sampai Marunda. Kalau di sini sudah susah," tuturnya.

Saban hari, Haji Nonot mengambil rumput dengan menggunakan satu unit mobil pick up untuk 50 kambing dan 10 sapi. Haji Nonot yang sehari-harinya merupakan pengepul sejumlah barang bekas berharap mendapat tempat yang lebih besar untuk hewan kurban dagangannya.

"Kalau ada rejeki mau pindah. Kasihan juga soalnya lihat mereka (hewan kurban dagangan) sempit-sempitan begitu," tandasnya.