Kurs Rupiah Makin Perkasa ke Level Rp14.189 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore ditutup menguat seiring ekspektasi pelaku pasar bahwa bank sentral AS akan tetap dengan kebijakan moneter longgar atau dovish pasca rilis data inflasi AS.
Rupiah ditutup menguat 59 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp14.189 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.248 per USD.
"Investor tampak mulai menerima pandangan bahwa lonjakan inflasi di AS merupakan refleksi atas penyesuaian jangka pendek dari pembukaan kembali perekonomian AS," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (11/6).
Meskipun sebagian besar investor yakin akan kemampuan The Fed dalam mengelola pemulihan ekonomi, namun masih ada investor yang mempertanyakan bagaimana bank sentral AS itu mendefinisikan transitory atau sementara.
Fokus perhatian investor sekarang tertuju pada pertemuan kebijakan The Fed atau FOMC minggu depan. Spekulasi semakin kuat bahwa kenaikan inflasi pada April dan Mei belum cukup untuk memaksa The Fed merubah sikap lunaknya atau dovish stance.
Akibatnya, imbal hasil surat utang pemerintah AS turun di bawah 1,5 persen dan nilai tukar dolar AS mengalami pelemahan.
Imbal Hasil Obligasi AS
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,435 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,459 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.228 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.185 per USD hingga Rp14.237 per USD.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.206 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.240 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman
Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya