Kurangi frekuensi terbang ke Jepang, Garuda perkuat ke Timur Tengah
Merdeka.com - Efisiensi menjadi kunci sukses PT Garuda Indonesia Tbk memperbaiki kondisi keuangan pada triwulan I tahun ini. Hasilnya, perseroan berhasil membukukan keuntungan bersih sebesar USD 12,4 juta atau naik 107,5 persen dibanding periode sama tahun lalu yang rugi USD 166,2 juta.
Salah satu langkah efisiensi yang dilakukan Garuda Indonesia, mengurangi frekuensi rute penerbangan internasional ke Jepang. Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan pengurangan frekuensi bukan lantaran turunnya minat kunjungan wisatawan.
Namun karena ada rute lain yang lebih menjanjikan. Penerbangan Garuda Indonesia yang semula empat kali sehari dikurangi menjadi hanya dua kali sehari.
"Pengurangan tersebut dilakukan sebagai langkah quick win, sehingga Jepang tidak lagi menggunakan pesawat tipe 777 karena itu terlalu besar untuk market di sana," ujarnya di Kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Jumat (15/5).
Dengan pengurangan frekuensi penerbangan ke Jepang otomatis sumber daya manusia dialihkan ke penambahan rute Timur Tengah. Salah satu tujuannya adalah ke Jeddah, Arab Saudi. Sebab, Garuda memilih menambah frekuensi ke rute Timur Tengah.
"Penambahan frekuensi ke Arab Saudi tersebut sesuai dengan permintaan penumpang yang tinggi terutama untuk pengangkutan jemaah umroh dan haji," jelas dia.
Selain itu, Garuda juga akan menambah penerbangan ke China. Perseroan menambah beberapa rute baru ke beberapa kota selain Beijing melalui penerbangan-penerbangan charter.
"Carter ini ada permintaan tinggi, kami juga sudah ada kontrak penerbangan carter ke beberapa rute di China hingga 2 tahun hingga 3 tahun ke depan," ungkapnya.
Untuk rute baru Beijing-Denpasar dilakukan selama tiga kali seminggu mulai Januari 2015. Untuk lebih memperkuat pasar internasional, dia juga lebih menekankan rute-rute China.
Untuk menggenjot rute internasional baru, pihaknya mengubah kompartemen bisnis menjadi seluruhnya kelas ekonomi dari enam pesawat Boeing B-777-800 untuk rute ke China.
Adanya rotasi rute yang dilakukan Garuda tersebut maka penggunaan pesawat yang dimiliki Garuda akan lebih efektif dan memberikan dampak positif ke laporan keuangan perseroan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPenampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaTiga Maskapai Asing Ajukan Penerbangan Langsung ke Bali, Ada Etihad Airways dari Abu Dhabi
Maskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenag Ingatkan Jangan Tergiur Tawaran Paket Umrah Murah
Jaja melihat perkembangan haji di Arab Saudi setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDampak Banjir Semarang, KA Tujuan Jember Terlambat 6 Jam karena Harus Putar Rute
Genangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca SelengkapnyaPesawat Tujuan Jeddah Mendadak Mendarat di Bandara Kualanamu, Begini Penjelasan Lion Air
Pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaKereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi
Indonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaJepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat
Jepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.
Baca Selengkapnya