Krisis ekonomi masih menakutkan
Merdeka.com -
Beberapa pihak meyakini kondisi ekonomi dunia akan berangsur pulih setelah Yunani memutuskan tetap bergabung di Zona Eropa, namun krisis ekonomi tetap menjadi momok yang menakutkan bagi pemerintah. Kekhawatiran akan dampak buruk kondisi ekonomi dunia, membuat pemerintah sangat berhati-hati dalam menentukan asumsi makro dalam postur RAPBN tahun depan.
Sejumlah asumsi makro RAPBN 2013 ditetapkan pada range yang cukup lebar. Alasannya, dampak krisis berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi Tanah Air.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Budiarso Teguh Widodo mengatakan, dalam upaya menjaga perekonomian, pemerintah telah berusaha untuk menjaga ketersediaan pasokan barang pokok terutama yang
berasal dari dalam negeri dengan mengamankan sektor distribusi logistik. Selain itu, koordinasi kebijakan baik fiskal maupun moneter juga terus dilakukan. Hal ini sebagai antisipasi impor yang diperkirakan terus melonjak.
"Hal tersebut sebagai upaya menjaga tingkat inflasi sebesar 4,4-5,4 persen," ujar Budiarso saat rapat bersama Badan Anggaran di gedung DPR, Senin (18/6).
Terkait harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price oil (ICP), pemerintah mematok di kisaran USD 95-120 per barel. Proyeksi harga minyak didasarkan pada perkembangan realisasi ICP dan harga minyak dunia. Harga minyak dunia diprediksi masih akan tinggi seiring ketidakpastian kondisi ekonomi global.
Selain itu lifting minyak bumi 2013 diperkirakan sebesar 890-930 ribu barel/hari. Lifting gas pada 2013 sebesar 1.325-1.390 ribu barel setara minyak/hari. "Proyeksi berdasarkan perkembangan produksi 2012 dan peningkatan produksi serta perkiraan adanya tambahan produksi dari pengembangan lapangan baru," jelasnya.
(mdk/oer)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Anjlok, Jepang Resmi Masuk Resesi
Padahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPecah Rekor, Harga Beras di Bulan Februari 2024 Tertinggi Sepanjang Sejarah
Berdasarkan data BPS, rata-rata kenaikan harga beras mendekati 20 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca Selengkapnya