KPPU: Harga Pangan Terus Gerus Daya Beli Konsumen Karena Praktik Kartel
Merdeka.com - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),Kurnia Toha mengakui bahwa persaingan usaha di Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup besar di 2019. Salah satunya terkait kartel pangan yang disebut akan menggerus daya beli masyarakat.
"Dengan harga pangan yang terus menggerus daya beli konsumen, sebagian di antaranya ditengarai oleh praktik kartel," ujar Kurnia di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (19/12).
Tantangan terbesar ke depan adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) seraya mendorong penyediaan SDM melalui persaingan dari perguruan tinggi serta penataan dan penguatan kelembagaan.
"SDM baik dari kualitas maupun kuantitas menjadi pengetahuan kita bersama bahwa perkembangan disiplin persaingan usaha di perguruan tinggi Indonesia baru dimulai dalam satu hingga satu setengah dekade lalu," katanya.
Sepanjang tahun ini sejumlah kebijakan per sektor juga masih belum mencerminkan manfaat persaingan yang sehat. Di antaranya, upaya pemerintah untuk memetakan pelaku industri penerbangan yang dinilai langkah mundur dari proses panjang membangun industri yang kompetitif.
"Di sektor kesehatan praktik dokter sebagai penentu pemenangan persaingan merek obat-obatan masih saja berlangsung. Dihadapkan pada lingkungan strategis yang demikian itu, sejumlah masalah memerlukan perhatian serius."
Kurnia melanjutkan, tahun depan merupakan tahun politik yang membawa iklim baru bagi persaingan usaha. Dia berharap pasangan calon presiden dan wakil presiden dari kedua pasangan calon mampu membawa kepastian bagi persaingan usaha.
"Saya percaya kedua pasangan calon adalah figur yang pro persaingan usaha yang sehat. Saya ingin titipkan persaingan usaha kepada keduanya. Agar menjadikan persaingan usaha sebagai salah satu agenda besar. Menjadikan persaingan usaha sebagai prioritas nasional karena itu kami menunggu kampanye yang temanya sarat akan persaingan usaha," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSatgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran
Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBulog Komitmen Lakukan Usaha untuk Stabilkan Harga Pangan
Presiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca Selengkapnya3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJelang Bulan Ramadan, Jokowi Ingin Masyarakat Beribadah Tenang
Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan
Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya