Kontainer buah yang tertahan di Tanjung Perak batal dilepas
Merdeka.com - Sudah hampir dua bulan lebih dari 200 kontainer buah impor saat ini tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Pekan lalu, Kementerian Perdagangan berencana membebaskan peti kemas itu meski ada kendala perizinan belum keluar.
Namun rencana ini batal dilakukan setelah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan izin pengeluaran khusus tidak jadi diberikan pada 200 kontainer itu. Hasil pertemuan dengan Menteri Pertanian Suswono mengindikasikan buah-buah impor yang ada di Tanjung Perak tidak mendesak masuk ke pasaran.
"Kami sudah bertemu Mentan, kami dalam tahap pembicaraan penyikapan terhadap buah-buah itu, ketika bisa disubtitusi produksi buah lokal tampaknya tidak perlu pengecualian," ujarnya di sela-sela blusukan di Pasar Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, Jumat (5/4).
Selama ini, jumlah dan isi kontainer buah impor yang tertahan di Surabaya simpang siur. Asosiasi Pengusaha Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia mengklaim ada lebih dari 500 kontainer berisi buah impor yang tertahan. Sementara dari data Kemendag yang punya izin baru 200-an lebih.
Berdasarkan indikasi awal, Gita beralasan pembatalan pengeluaran buah itu karena muatan 200 kontainer itu tidak terlalu dibutuhkan pasar. Pasokannya juga dapat digantikan produksi buah lokal.
"Iya, ada indikasi, semestinya begitu (bisa diganti produk dalam negeri)," tandasnya.
Alih-alih dapat perlakuan istimewa seperti bawang putih yang bermasalah, peti kemas buah impor malah terancam kena sanksi. Para importir memang mendatangkan buah-buah tersebut sebelum Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) keluar 5 Maret lalu. Ini membuat mereka melanggar peraturan kepabeanan.
"Kalau buah-buah itu sudah bersandar tapi belum mendapat izin kan melanggar," kata Gita.
Bentuk sanksinya sendiri, Gita mengaku tidak berwenang mengumumkan. Dia bersikeras bahwa penanganan ratusan peti kemas buah impor itu sekarang tanggung jawab otoritas Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
"Bukan keputusan saya, itu kewenangan Bea Cukai, memang ada beberapa alternatif (sanksi), re-ekspor itu yang sering dilakukan," tuturnya.
Dari laporan pedagang pasar induk Kramat Jati pekan lalu, harga buah favorit masyarakat sudah naik 300 persen, misalnya lemon sekarang menjadi 250.000 per dus alias Rp 25.000 per kilogram. Anggur pun demikian, mencapai Rp 500.000 per dus.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produk Kayu Lapis Asal Temanggung Berhasil Merambah Pasar Internasional
Sebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas
Baca SelengkapnyaMenguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Bakal Sulap Buah Kelapa Tak Layak Konsumsi Jadi Bahan Bakar Pesawat
Saat ini buah kelapa menjadi komoditas yang potensial untuk dikembangkan menjadi bioavtur.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Musnahkan 5 Kontainer Kacang Tanah Impor
Pemusnahan dilakukan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaLusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaJanji Ganjar Bangun Tiga Pabrik Pupuk Jika Jadi Presiden
Bertambahnya pabrik pupuk baru, akan memacu produksi pupuk sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnya