Merdeka.com - Saat ini pengolahan dan pemanfaatan air pada sektor industri di Indonesia masih dinilai minim. Ini menimbulkan kritikan dari sejumlah kalangan. Pasalnya, industri dalam negeri, mengonsumsi air lebih banyak dari pada konsumsi air pada industri-industri di negara maju.

General Manager PT PIPA, Didier Perez, mencontohkan salah satu produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mengonsumsi air lima kali lebih boros dibanding industri atau produsen sejenis di Korea Selatan.

"Air yang dikonsumsi itu terbilang tidak normal kan. Ditambah dengan pemerintah yang kurang peka dengan masalah ini," ujarnya saat konferensi pers di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Senin (1/7).

Bukan itu saja, Perez juga mencontohkan beberapa fasilitas umum seperti hotel, bandara dan rumah sakit yang dinilai masih belum optimal dalam melakukan penghematan dalam konsumsi airnya. Dia menyarankan adanya penekanan seperti inovasi pengolahan air dan limbah dalam setiap industri dalam negeri yang mengonsumsi air dalam jumlah besar.

"Seharusnya untuk hotel bandara rumah sakit kita harus kurangi konsumsi dan sudah saatnya menggunakan teknologi yang lebih canggih," jelas dia.

Untuk mendukung misi penciptaan teknologi pengolahan air dan limbah, PT Napindo Media Ashatama menyelenggarakan pameran Teknologi air limbah dengan Indonesia sebagai tuan rumah yang digelar serentak di Jakarta Convention Center Jakarta tanggal 3-5 Juli mendatang.

Sekitar 503 peserta dari 30 negara termasuk 8 negara seperti negara kawasan Eropa, Amerika, China, Singapura, Korea, Taiwan, Jepang dan juga Indonesia, menampilkan produk dan teknologi pengolahan air limbah termasuk juga delegasi masing-masing negara.

Dalam pameran tersebut juga akan dilakukan kegiatan pertukaran bisnis dan teknologi untuk lima industri yakni pengolahan air, limbah air dan daur ulang, perlindungan dan pencegahan kebakaran, keselamatan kerja dan industri keamanan, berbagai konsep dan teknologi baru.