Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Konsumen Indonesia kalah kritis dibanding Malaysia dan India

Konsumen Indonesia kalah kritis dibanding Malaysia dan India Antre Air Kebon Kacang. ©2012 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, sepanjang 2012 ada 620 aduan soal layanan pelbagai sektor usaha di Tanah Air. Jumlah masih jauh di bawah Malaysia dan India.

Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo menyebutkan, di India ada sistem telepon untuk keluhan konsumen. Hasilnya sepanjang tahun lalu ada 70.453 komplain terhadap pelbagai sektor. Di Malaysia, lembaga negara Pusat Aduan Konsumen mencatat 32.369 aduan.

"Meski tidak bisa begitu saja dibandingkan, tapi berdasarkan data itu bisa dibilang, budaya mengadu konsumen Indonesia masih rendah. Kami pernah kedatangan ekspatriat, dia kertas fotokopian jelek saja mengadu," ujarnya di kantornya, Rabu (23/1).

Padahal isu yang dikeluhkan konsumen Indonesia dan Malaysia serta India tidak jauh beda. Semisal keluhan konsumen soal jasa telekomunikasi, seperti pulsa terpotong atau sinyal buruk.

Di India, komplain atas operator seluler mencapai 20 persen keluhan, di Malaysia mencapai 2.512 aduan, sementara di Indonesia hanya 71 aduan alias peringkat tiga pengaduan yang masuk YLKI sepanjang 2012.

Meski jumlahnya minim, Sudaryatmo meyakini sebetulnya ada lebih banyak konsumen merasakan keluhan serupa. "Dalam konteks Indonesia, pengaduan ini meski kecil harus dipahami sebagai fenomena gunung es, jadi sebetulnya masih banyak merasakan hal yang sama," tegasnya.

Salah satu strategi meningkatkan partisipasi konsumen untuk mengadu, pantauan terhadap media sosial bakal dilakukan. Hanya saja, YLKI berpegang pada aduan langsung yang sudah diperjuangkan lebih dulu oleh konsumen.

"Kalau sosial media kita kesulitan soal identitas, selain itu kita hanya melayani aduan bila konsumen sebelumnya sudah berhubungan dengan pelaku usaha tapi tidak ditanggapi," paparnya.

Dia mendorong masyarakat agar tidak ragu mengeluh ke pelaku usaha. Sebab, kini pengaduan konsumen tidak lagi dipandang memperburuk citra perusahaan seperti beberapa tahun lalu.

"Sekarang trennya malah perusahaan menjaring aduan sebanyak-banyaknya terkait layanan, sehingga banyaknya pengaduan itu bukan berarti layanan buruk, tapi dukungan konsumen," kata Sudaryatmo.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
YLKI Ungkap OJK Paling Banyak Diadukan Konsumen, Ini Alasannya
YLKI Ungkap OJK Paling Banyak Diadukan Konsumen, Ini Alasannya

Jumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.

Baca Selengkapnya
Tanggapi YKMI Keluarkan Daftar Produk Boikot, Wasekjen MUI: Jika Sumbernya Jelas Tak Masalah
Tanggapi YKMI Keluarkan Daftar Produk Boikot, Wasekjen MUI: Jika Sumbernya Jelas Tak Masalah

Daftar produk yang dikeluarkan YKMI tersebut menjadi rujukan untuk menjawab kebingungan masyarakat terhadap produk yang terafiliasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Konsumen RI Sudah Melek Berbelanja, Pelaku Usaha Diminta Lakukan Ini
Konsumen RI Sudah Melek Berbelanja, Pelaku Usaha Diminta Lakukan Ini

Pelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'

Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya