Konsolidasi bank, Himbara bakal sodorkan 2 opsi ke Jokowi
Merdeka.com - Himpunan Bank Negara (Himbara) memiliki dua opsi konsolidasi perbankan Indonesia yang bakal disodorkan ke presiden terpilih Joko Widodo. Yakni, melebur bank pelat merah yang bersinggungan segmen usaha, seperti keinginan Bank Mandiri.
Opsi lain, bank BUMN diberikan status quo kemudian didukung untuk berekspansi ke luar negeri. Ini seperti ambisi terpendam Bank Negara Indonesia.
"Himbara sudah siap kasih opsi ke presiden baru, opsi Mandiri dan opsi BNI. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) malah belum kasih opsi, padahal kan konsolidasi ini melibatkan swasta juga," kata Ketua Umum Himbara Gatot M. Suwondo selepas seminar "Mendorong BUMN Go International" Jakarta, Selasa (26/8).
Direktur utama BNI itu membantah opsi tersebut disusun bukan untuk menolak konsolidasi perbankan yang dikehendaki oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Sebaliknya, opsi tersebut, menurut Gatot, bisa menjadi solusi alternatif pemerintah untuk menghadapi liberalisasi pasar keuangan di Asean pada 2020.
"Perlu kita bahas jangan sampai gede tapi hanya di dalam negeri. Atau jangan sampai gede, tapi hanya satu pemain globalnya. Kenapa enggak empat-empatnya bisa jadi pemain internasional. Kita cuma kasih opsi," cetusnya.
Gatot menyebut regulasi yang kaku membuat peleburan bank BUMN tak semudah swasta. Untuk itu, perlu ada pelonggaran aturan jika pemerintah tetap berkeras ingin melebur bank pelat merah. "Karena kita diikat 8 undang-undang lho," katanya.
Selain itu, ada hambatan lain membuat bank BUMN sulit bersaing di luar negeri. Diantaranya, kewajiban modal pemerintah terjaga 51 persen, dan setoran dividen ke kas negara saban tahun.
Sekedar informasi, berdasarkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dirancang BI dan OJK, idealnya cukup ada 90 bank saja di Tanah Air. Di dalamnya terdapat empat bank BUMN.
Yakni, Bank Rakyat Indonesia fokus pada kredit UKM, Bank Tabungan Negara mengelola kredit perumahan. Kemudian, BNI dan Mandiri yang dinilai memiliki kemiripan segmen usaha, corporate, commercial, serta retail banking.
Triwulan II lalu ada usaha Kementerian BUMN untuk melebur BTN ke Bank Mandiri. Namun, upaya tersebut mendapat penolakan berbagai pihak, mulai karyawan BTN hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMenteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?
Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank BJB Putuskan Sebar Dividen Rp1 Triliun, Setara 58 Persen Laba Bersih
Selain sepakat untuk pembagian dividen, terdapat sejumlah agenda yang dilaksanakan pada rapat tersebut.
Baca SelengkapnyaKumpulkan Menteri, Jokowi Minta RAPBN 2025 Mulai Disiapkan untuk Presiden Terpilih
RAPBN 2025 harus memperhatikan program presiden terpilih 2024-2029.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaTak Bahas Hak Angket, Istana Minta Pertemuan Jokowi dan 2 Menteri PKB Tak Dispekulasikan ke Mana-Mana
Ari menyebut pertemuan tersebut juga merupakan permintaan dari para menteri PKB.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya