Kondisi Industri Relatif Baik, Pembentukan Dewan Moneter Belum Diperlukan Saat ini
Merdeka.com - Beberapa waktu belakangan, isu di sektor jasa keuangan sempat menjadi perhatian publik. Wacana pengembalian fungsi pengawasan perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke Bank Indonesia (BI) hingga pembentukan Dewan Moneter melalui RUU BI menggema.
Beragam alasan diutarakan, utamanya karena OJK dan BI dinilai tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyatakan, timbulnya usulan-usulan tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap lembaga terkait yang diluapkan secara emosional.
Kendati, sebelum mengajukan perubahan pada tugas dan fungsi lembaga tersebut, Piter menilai seharusnya pemerintah dan pihak terkait mengecek dulu bagaimana kinerja industri jasa keuangan serta pengawasannya selama ini.
"Saya ingin perlihatkan, kondisi bank kita seperti apa sih, kenapa banyak suara yang ingin mengembalikan fungsi pengawasan bank ke BI, dan ada dewan moneter, ini harus kita lihat dengan data," ujar Piter dalam diskusi virtual, Selasa (15/9).
Berdasarkan data kinerja 10 bank terbesar di Indonesia, Piter menyebutkan kinerja industri jasa keuangan masih dalam kondisi yang cukup baik. Sebagai informasi, 10 bank ini menguasai 64 persen aset seluruh bank di Indonesia.
Selanjutnya
Lanjut Piter, CAR (Capital Adequacy Ratio) perbankan memang turun tapi kondisinya masih di level 19 hingga 20-an persen secara keseluruhan. Kemudian, LDR (Loan to Deposit Ratio)-nya juga turun, artinya dari sisi likuiditas mengalami kelonggaran.
"DPK (Dana Pihak Ketiga)-nya tumbuh cukup. NPL (Non Performing Loan) meskipun naik tapi rangenya aman, NPL grossnya di bawah 5 persen. Demikian pula dengan kinerja industri keuangan non bank seperti asuransi umum dan asuransi jiwa," jelas Piter.
Melihat rapor industri keuangan yang tidak merah, maka Piter menganggap wacana-wacana untuk mengubah fungsi OJK dan BI dinilai tidak perlu dilakukan saat ini. Apalagi setiap 3 bulan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) selalu menyampaikan laporan kinerja industri keuangan yang baik-baik saja.
"Kalau buka arsip beberapa wktu belakang, pernyataan KSSK yang dipimpin oleh Menteri Keuangan (Sri Mulyani) sendiri, bilang kalau kondisi sistem keuangan stabil. Nah, ini kan jadi pertanyaan besar ketika tiap triwulan bilang baik, tahu-tahu diujung menyatakan OJK gagal, BI gagal, kan tidak konsisten," tuturnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaJadi Fasilitator Pertumbuhan Ekonomi, Perbankan Fokus Terapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Perbankan menjalankan peran sebagai fasilitator pertumbuhan dan penyetaraan ekonomi masyarakat di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaBI Sebar 4.264 Lokasi Penukaran Uang Receh Lebaran 2024, Dibuka Mulai 15 Maret-7 April 2024
BI menyediakan opsi layanan penukaran uang baru melalui Layanan Kas Keliling di lokasi-lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnya