Kondisi ekonomi RI saat ini tak ada bedanya dengan masa penjajahan
Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menilai perekonomian Indonesia saat ini tak ubahnya dengan kondisi perekonomian di masa penjajahan. Alasanya, sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan pendapatan dari komoditas seperti rempah-rempah seperti saat zaman penjajahan.
"Kenapa? Karena waktu Belanda masuk Indonesia mereka punya alasan. Apa yang mereka kejar? Sumber Daya Alam. Tahun 1600-an, 1700-an. Portugis, Spanyol, Belanda mereka kejar rempah-rempah kita. Kalian mikir ngapain mereka jauh-jauh cari rempah-rempah kita. Komoditas yang menjadi andalan kita," ujarnya di Perbanas Institute, Jakarta, Sabtu (12/11).
"Jangan lupa waktu itu mereka di Eropa pengen makan enak karena kehidupannya bagus. Akhirnya mereka tahu kalau makan enak itu pakai bumbu. Maka mereka datang ke Indonesia," sambungnya.
Setelah bertahun-tahun dijajah dan terus digerus hasil kekayaan alamnya dengan melakukan sistem tanam paksa, Indonesia akhirnya merdeka. Selepas era tersebut, Indonesia tidak lagi mengandalkan komoditas melainkan hasil minyak yang ditemukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Belanda yakni Royal Deutch Shell.
"Hasil minyak kita menjadi andalan pada saat itu yang ditemukan oleh Shell. Setelah itu hasil-hasil kayu juga menjadi andalan. Kemudian masuk ke manufaktur, tekstil, garmen itu bagus. Tapi sayangnya karena kolaps akhirnya kita balik lagi ke komoditas. Mulai dari batu bara, tambang, sawit dan lainnya. Makanya ekonomi Indonesia kayak zaman penjajahan Belanda," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaBlusukan di Pasar Sungai Ringin Sekadau, Jokowi Temukan Kenaikan Harga Bahan Pokok
Jokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaJokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca Selengkapnya