Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) meminta pemerintah menunda rencana penurunan harga solar. Mengingat harga minyak dunia sudah mulai menguat hari ini.

"Seharusnya tidak turun," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/2).

Ahmad menjelaskan, harga solar saat ini saja, sebesar Rp 6.400 per liter, sudah membuat Pertamina rugi. Beban BUMN energi itu kian bertambah jika harga rata-rata minyak dunia naik dan kurs rupiah terhadap dolar AS melemah. Di sisi lain, besaran subsidi solar tetap dipatok Rp 1.000 per liter.

"Poinnya adalah harga solar kemarin rugi, apalagi jika MOPS dan dollar naik. Masak malah diminta diturunkan," pungkas dia.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengingatkan harga BBM hanya bisa ditentukan dengan menggunakan harga rata-rata minyak dalam sebulan. Harga solar berpotensi diturunkan menyusul perkembangan harga minyak dunia lebih rendah dari periode sebelumnya.

"Kalau hitung sehari nggak bisa, kan hitung sebulan. Nanti dilihat storage sebulan. Kami tunggu rapat nanti," kata dia di Kementerian Koordinator Perekonomian.

Selain itu, penurunan solar juga merupakan rekomendasi Komisi VII DPR-RI ke Kementerian ESDM saat rapat kerja kemarin.