Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pendiri Whatsapp Jan Koum, Pernah Melamar di Facebook Tapi Ditolak

Kisah Pendiri Whatsapp Jan Koum, Pernah Melamar di Facebook Tapi Ditolak Jan Koum dan Brian Acton. ©2014 Dailymail

Merdeka.com - Jan Koum adalah seorang pengusaha dan pemrogram komputer Amerika Ukraina. Dia adalah salah satu pendiri dan mantan CEO dari WhatsApp. Sampai hari ini, kekayaan bersih Koum diperkirakan mencapai USD 10,4 miliar atau setara dengan Rp 152 triliun.

Meskipun dia menghadapi kemiskinan ekstrem, dia terus belajar sendiri mengenai pemrograman komputer. Hingga akhirnya Koum berhasil membangun perusahaan senilai miliaran dolar dengan rekannya, Brian Acton dan sukses dalam waktu lima tahun.

Jan Koum lahir di Kyiv, Ukraina, pada 24 Februari 1976. Ayahnya bekerja di bidang konstruksi sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Pada tahun 1992, dia yang berusia 16 tahun saat itu bersama ibu pindah dari Uni Soviet ke Mountain View, California, Amerika Serikat untuk memulai hidup baru.

Perpindahannya juga didasari bahwa selama ini hidupnya sangat tidak mudah karena dikelilingi oleh komunis yang dirasa membatasi kehidupan. Sehingga setelah runtuhnya Eropa Timur, keluarganya memutuskan untuk pindah ke Amerika. Sayangnya, ayahnya tidak bisa bergabung dengan mereka di Amerika sehingga harus hidup terpisah.

Dengan adanya program dukungan sosial, itu membantu pasangan ibu dan anak ini untuk mendapatkan apartemen kecil dengan dua kamar tidur di Amerika. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan, ibu Koum bekerja sebagai babysitter sementara Koum mengambil pekerjaan sebagai petugas kebersihan di sebuah toko kelontong agar bisa terus membiayai hidup. Namun pada tahun 2000, ibunya meninggal setelah lama berjuang melawan kanker.

Pada usia 18, Koum menunjukkan minat dalam pemrograman dan belajar sendiri cara membuat kode. Dia juga terdaftar di Universitas Negeri San Jose dan pada tahun pertamanya, dia bekerja sebagai penguji keamanan di Ernst & Young. Untuk mendapatkan lebih banyak eksposur, dia bergabung dengan grup keamanan komputer bernama w00w00.

Selama waktu itu, dia bertemu Brian Acton, mitra bisnis masa depannya. Pada tahun 1997, Yahoo! mempekerjakannya hingga dia harus putus kuliah untuk fokus bekerja. Kemudian setelah selama sembilan tahun, Koum dan Acton bekerja di Yahoo! bersama. Pada tahun 2007, keduanya berhenti dan berusaha melamar di Facebook tetapi ditolak.

Membuat WhatsApp

Pada tahun 2009, Jan Koum terus mengembangkan idenya untuk membangun sebuah aplikasi baru. Pada hari ulang tahunnya, dia secara resmi mendirikan WhatsApp Inc. di California. Dengan bantuan seorang pengembang Rusia, dia membangun front-end platform perpesanan.

Awalnya, aplikasi ini tidak populer. Namun, setelah peluncuran pemberitahuan di Apple, WhatsApp mulai mendapatkan pengguna. Segera, dia meyakinkan Brian Acton untuk bergabung dengan perusahaan. Hingga pada tahun 2014, Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai USD 19 miliar.

Di tahun 2015, WhatsApp menjadi aplikasi perpesanan paling populer dan saat ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia. “Kami tidak akan berhenti sampai setiap orang di planet ini memiliki cara yang terjangkau dan dapat diandalkan untuk berkomunikasi dengan teman dan orang yang mereka cintai,” kata Koum suatu kali

Namun setelah tinggal selama beberapa tahun, Jan Koum bersama temannya Brian meninggalkan Facebook karena beberapa perselisihan. Hari ini, kekayaan bersih Jan Koum adalah sekitar USD 10,4 miliar. Setelah meninggalkan WhatsApp, Koum dan istrinya memulai sebuah organisasi untuk tiga badan amal mereka. Pasangan ini telah menyumbangkan 1 miliar dolar untuk tujuan filantropi.

Jan Koum menyumbangkan USD 2 juta untuk kampanye Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC). Koum sekarang adalah pemegang saham Facebook terbesar keempat dan dia juga menjadi runner-up di 8th Annual Crunchies Awards 2015 dalam kategori Founder of the Year. Selain itu, Koum pernah berada di posisi no. 62 dalam daftar Forbes sebagai 400 Orang Amerika Terkaya pada tahun 2014.

Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kekayaan Mark Zuckerberg Bertambah Rp442 Triliun dalam Satu Hari

Kekayaan Mark Zuckerberg Bertambah Rp442 Triliun dalam Satu Hari

Pada akhir tahun 2022, Mark mengalami penurunan kekayaan USD35 miliar atau setara Rp550 triliun.

Baca Selengkapnya
4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya

4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya

Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya
240 Nama Grup Kocak untuk WhatsApp, Bisa Jadi Pilihan

240 Nama Grup Kocak untuk WhatsApp, Bisa Jadi Pilihan

Nama grup kocak WhatsApp biasa dipilih agar mudah diingat oleh para penggunanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Daftar Terbaru 5 Orang Terkaya Dunia, Tersebar Hampir di Semua Benua

Daftar Terbaru 5 Orang Terkaya Dunia, Tersebar Hampir di Semua Benua

Elon Musk menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan total kekayaan USD201,7 miliar atau setara dengan Rp3,1 kuadriliun.

Baca Selengkapnya
Bunker Mewah Bos Facebook Ada Kolam Renang dan Landasan Helikopter, Diklaim Jadi Tempat Sembunyi Paling Aman

Bunker Mewah Bos Facebook Ada Kolam Renang dan Landasan Helikopter, Diklaim Jadi Tempat Sembunyi Paling Aman

Mark Zuckerberg merupakan satu dari puluhan konglomerat dunia yang memiliki bunker khusus.

Baca Selengkapnya
Cara Mark Zuckerberg Didik Anak-anaknya, Sebelum Tidur Belajar Coding

Cara Mark Zuckerberg Didik Anak-anaknya, Sebelum Tidur Belajar Coding

Cara ini rutin dilakukan Mark Zuckerberg kepada anak-anaknya jelang tidur. Namun dengan cara yang seru.

Baca Selengkapnya
Belasan Tahun jadi Bos Facebook, Sekarang Miliarder Ini Cabut dari Meta

Belasan Tahun jadi Bos Facebook, Sekarang Miliarder Ini Cabut dari Meta

Padahal sosok ini sudah bekerja di raksasa teknologi tersebut lebih dari 10 tahun.

Baca Selengkapnya
Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp

Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp

Dalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.

Baca Selengkapnya
Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat

Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat

Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya