Kereta cepat tak dibutuhkan dan tak cocok buat Indonesia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo memutuskan tidak melanjutkan proyek kereta cepat alias High Speed Train (HST) Jakarta-Bandung. Ada dua alasan. Pertama soal pembiayaan, kedua soal teknis pengoperasian kereta yang disebut-sebut berkecepatan hingga 300 kilometer per jam ini.
Pemerintah beralasan, Indonesia belum membutuhkan kereta cepat. Menko Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, yang dibutuhkan Indonesia adalah kereta berkecepatan menengah.
Darmin mengakui pemerintah belum memiliki kerangka acuan membangun transportasi massal, termasuk kereta api berkecepatan menengah. Sehingga perlu ada diperjelas agar pembangunan infrastrukturnya sesuai dengan kebutuhan.
"Indonesia perlu merumuskan kereta seperti apa yang kita perlukan. Kereta seperti apa? Di mana saja stasiunnya? Di mana dia bersimpangan dengan angkutan bus, dengan kereta lain, mungkin kereta ringan di mana? Sehingga lebih optimum penggunaannya," ujar Darmin di kantornya, semalam.
Bahkan lebih dari itu, kerangka acuan ini juga mempertimbangkan kelanjutan dan dampak ekonomi dari pembangunan kereta kecepatan menengah. Karena dikhawatirkan, kereta ini belum tentu menghasilkan pemasukan untuk biaya operasional, sehingga membutuhkan bantuan subsidi pemerintah. Otomatis memberatkan keuangan negara.
"Walaupun dengan kereta kecepatan menengah itu belum tentu bisa membiayai dirinya sendiri. Ke depan, harus dikaitkan dengan pengembangan wilayah ya kan. Sehingga nanti di stasiun mana dibangun properti besar-besaran ya katakanlah dua atau tiga stasiun dari Jakarta yang mungkin hanya setengah jalan hanya 2/3 jalan hanya 100 berapa Kilometer," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini.
Meski tak melanjutkan proyek kereta cepat, Jepang dan China masih bisa bertarung memperebutkan proyek kereta kelas menengah. Presiden Jokowi memerintahkan untuk membentuk tim khusus yang merancang kerangka acuan pembangunan kereta kecepatan menengah ini.
"Presiden meminta dibentuk tim untuk menyusun kerangka acuan itu, setelah itu baik Jepang maupun China dipersilakan menyusun proposal baru," tutup Darmin.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Ingin Bangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Waktu Tempuh Cuma 2 Jam
Perpanjangan proyek Kereta Cepat Whoosh hingga Surabaya juga secara nilai ekonomis lebih menguntungkan.
Baca SelengkapnyaKereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Dicoret dari Proyek Prioritas, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat?
Kemenko Perekonomian melaporkan ada 12 proyek yang dikeluarkan dari PSN, salah satunya kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
Baca SelengkapnyaProyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Dihapus dari PSN, KCIC Beri Tanggapan Begini
Perlu dicatat, yang dihapus oleh pemerintah adalah proyek Kereta Semi Cepat dengan kecepatan maksimal hingga 160 km per jam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Nasib Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Usai Dihapus dari Proyek Strategis Nasional
Rencana pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya usai resmi dikeluarkan dari daftar proyek strategis nasional (PSN).
Baca Selengkapnya10 Kereta Tercepat di Eropa, Nomor 1 Bikin Melongo
Teknologi kereta api telah mengalami kemajuan yang signifikan dapat dilihat dengan teknologi kereta tercepat di Eropa.
Baca SelengkapnyaKereta Cepat Jakarta-Bandung Populer di Dunia, Menhub Budi: Kalau Kita ke Singapura, Mereka Tanya soal Whoosh
popularitas Kereta Cepat Whoosh tercermin dari pertanyaan sejumlah mitra saat dirinya melakukan kunjungan ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaIni Perbedaan Kereta Jerman dan Indonesia, Kereta Kita Menang Jauh
Sebuah video membagikan perbedaan antara kereta Indonesia dan Jerman, ternyata kereta Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan dengan kereta Jerman.
Baca SelengkapnyaJepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat
Jepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.
Baca Selengkapnya