Kerap intervensi Rupiah, cadangan devisa Maret merosot USD 3,9 M
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa per Maret merosot USD 3,8 miliar menjadi USD 111,6 miliar. Pada akhir Februari, cadangan devisa Indonesia berada di posisi USD 115,5 miliar.
Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs, mengatakan penurunan posisi cadangan devisa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Serta dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/4).
Meskipun mengalami penurunan, posisi cadangan devisa per akhir Maret ini masih cukup membiayai 6,9 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu juga, posisi ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," tuturnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaKesadaran wajib pajak melaporkan SPT tahunan mengalami peningkatan 4,92 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDeutsche Bank pecat 3.500 karyawan demi penghematan biaya operasional sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp42,27 triliun.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca Selengkapnya