Kepentingan keluarga, bahaya laten dan bom waktu perusahaan
Merdeka.com - Ada sebuah mitos yang melekat dalam bisnis perusahaan keluarga. Bunyinya demikian "Generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, generasi ketiga menghancurkan". Mitos itu tidak sepenuhnya benar jika melihat sederet perusahaan keluarga yang masih bertahan di Indonesia.
Cukup banyak bendera perusahaan keluarga berkibar dan berjaya di tengah persaingan. Mereka melebarkan sayap bisnis dengan melahirkan anak perusahaan, membangun kantor cabang atau pabrik di kota-kota besar di Indonesia. Keberhasilan itu bukan semata-mata karena faktor ahli waris tapi juga strategi yang tepat mengelola perusahaan keluarga.
Namun tidak bisa dikesampingkan ada faktor-faktor yang membuat kerajaan bisnis perusahaan keluarga bisa berada di ujung tanduk. Ahli waris perusahaan keluarga harus cakap menghadapi persoalan dan jeli melihat peluang untuk melebarkan sayap bisnis. Kalau tidak fokus membangun bisnis, maka perusahaan keluarga yang dirintis selama bertahun-tahun bisa tinggal cerita untuk anak cucu.
Chairman Blue Bird Group Holding Bayu Priawan Djokosoetono mengakui, selama meneruskan tongkat estafet perusahaan keluarga, tidak selalu berjalan mulus. Kekhawatirannya justru datang dari internal keluarga. Di mana kepentingan keluarga menjadi bahaya laten serta bom waktu yang membuat umur perusahaan tak bertahan lama.
Diakuinya, banyak perusahaan keluarga yang kolaps karena ditunggangi kepentingan keluarga ketimbang kepentingan yang lebih besar.
"Banyak kan perusahaan keluarga yang bangkrut itu karena adanya kekuatan-kekuatan pribadi yang seolah-olah punya kepentingan dalam pengelolaan bisnis tersebut. Abuse of power kalau dalam istilah kerennya jadi bikin banyak perusahaan yang kolaps," jelas saat berbincang dengan merdeka.com di Jakarta, Kamis (28/5).
Dia sadar betul, perusahaan harus dilindungi dan dijauhkan dari 'bahaya laten' kepentingan keluarga. Karena itu Bayu mengaku tak pernah meletakkan faktor hubungan darah sebagai dasar sebuah keputusan perusahaan.
"Kepentingan pribadi tidak akan pernah diakomodir. Ambil keputusan pun bukan keputusan pribadi. Kita putuskan mana yang baik untuk perusahaan. Itulah kenapa kami berkembang saat ini dan bisa survive," paparnya.
Perencana Keuangan Aidil Akbar melihat, bisnis keluarga rentan kolaps. Ambruknya perusahaan keluarga bisa disebabkan karena pengelolaannya masih menggunakan budaya keluarga. Itu bisa dilihat jika anggota keluarga mencoba mengintervensi keputusan perusahaan.
"Mereka banyak yang masih menganggap bisnis ini adalah bisnis keluarga," kata Aidil.
Potensi kegagalan mempertahankan umur perusahaan keluarga juga bisa datang dari ketidakmampuan ahli waris perusahaan keluarga bersaing dalam dunia bisnis yang semakin berkembang pesat dan mengandalkan teknologi serta inovasi.
Ketinggalan dalam pemanfaatan teknologi dan inovasi bisnis menjadi ancaman di kemudian hari.
"Biasanya bisnis keluarga itu selalu bertahun-tahun dan setiap tahun beda teknologi, harus ikuti perkembangan teknologi yang ada jika bisnisnya tidak mau kolaps. Rata-rata kesalahan itu yang membuat perusahaan keluarga kolaps," imbuhnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya
Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaPenyebab Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu
Melihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengusaha Tolak Usulan Kerja 4 Hari Seminggu, Begini Pertimbangannya
Padahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaFase Demam Berdarah pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Penting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Baca SelengkapnyaBulog Tegaskan Bantuan Pangan Bebas dari Kepentingan Apapun
Bayu Krisnamurthi menegaskan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Beras yang saat ini tengah disalurkan oleh Bulog bebas dari kepetingan apapun.
Baca SelengkapnyaPegawai Bisa Terima THR Lebih Besar dari Gaji, Ini Syarat dan Ketentuannya
Menaker Ida bilang ada perusahaan yang membayar THR lebih besar dari ketentuan.
Baca SelengkapnyaWajib Tahu! Ini Cara Mengetahui Pasangan Selingkuh
Di tengah maraknya kasus selingkuh, maka perlu waspada, agar pasangan tak sampai melakukannya.
Baca Selengkapnya9 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menggendong Bayi Baru Lahir demi Keamanan dan Kenyamanan
Menggendong bayi baru lahir membutuhkan perhatian ekstra agar bayi tetap aman dan nyaman di dalam pelukan.
Baca Selengkapnya