Kenaikan harga BBM hanya jadi shock therapy pasar modal

Merdeka.com - Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla disebut-sebut bakal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Beredar kabar dari tim transisi Jokowi-JK, rencana ini bakal dijalankan satu bulan selepas keduanya resmi memimpin negeri ini.

Tidak dipungkiri, kenaikan harga BBM bakal mempengaruhi stabilitas pasar modal. Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan kenaikan BBM memang membuat pasar bergejolak. Namun gejolak tersebut tidak akan terlalu banyak berpengaruh.

"Kalau untuk kenaikan harga BBM itu di awal-awal (kenaikan) memang ada pengaruh. Karena naik harganya, biasanya akan dapat reaksi dan harga-harga yang lain ikut naik. Itu juga dapat respons dari masyarakat," ujar dia kepada merdeka.com di Jakarta, Jumat (10/10).

Reza menyebut, pertumbuhan kredit bakal melambat terpengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi. Pertumbuhan otomotif akan melambat, sehingga banyak masyarakat yang menekan pembelian kendaraan bermotor.

"Jadi, kesimpulan imbas kenaikan BBM dalam jangka panjang tidak berpengaruh dan imbasnya hanya pada pertumbuhan otomotif. Kalau misalnya melambat, akan menekan pertumbuhan kredit. Forecast dengan adanya kenaikan BBM ini hanya shock therapy jangka pendek ya," kata dia.