Kementan Bakal Impor Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku untuk Hewan Ternak
Merdeka.com - Kementerian Pertanian segera melakukan vaksinasi hewan ternak di wilayah wabah maupun di daerah yang tidak terjadi wabah penyakit mulut dan kuku, untuk pengendalian dan pencegahan penyebaran yang lebih luas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah akan mengimpor vaksin PMK dalam jumlah yang terbatas sebagai langkah cepat sambil menunggu produksi vaksin secara mandiri di dalam negeri.
Sementara sambil menunggu pengadaan dan produksi vaksin, pemerintah mendistribusikan obat-obatan, vitamin, dan antibiotik untuk meningkatkan imunitas hewan ternak agar tidak mudah terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
"Dalam waktu yang sangat singkat ini, untuk daerah yang terjangkit wabah secara pasti di empat kabupaten Jawa Timur dan dua kabupaten Aceh, yang dilakukan menyebarkan obat yang ada sambil menunggu vaksin," kata Syahrul di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (11/5).
Dia menekankan bahwa Indonesia bisa memproduksi secara mandiri vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada hewan, hanya saja membutuhkan waktu dalam proses produksinya. Oleh karena itu pemerintah melakukan importasi vaksin PMK dari luar negeri untuk tahap awal vaksinasi.
"Vaksin akan diproduksi dalam waktu secepat-cepatnya. Karena kita sudah pernah buat dulu, cuma serotype-nya berbeda. Tapi instrumen, alat, ahlinya, ada di kita," kata Syahrul.
Sambil menunggu produksi vaksin di dalam negeri, pemerintah akan melakukan vaksinasi pada hewan ternak di wilayah wabah menggunakan vaksin impor. Sementara vaksin produksi dalam negeri akan digunakan untuk imunisasi seluruh hewan ternak Indonesia di luar wilayah wabah sebagai langkah pencegahan penyebaran jadi lebih luas.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menetapkan 6 kabupaten di dua provinsi Indonesia sebagai wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. 2 kabupaten yang dilanda wabah PMK antara lain Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur. Sementara empat kabupaten di Jawa Timur yaitu Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Data Kementerian Pertanian menyebutkan jumlah kasus hewan ternak yang terinfeksi PMK di Jawa Timur sebanyak 3.205 ekor dengan kasus kematian mencapai 1,5 persen. Sementara kasus positif PMK di Aceh sebanyak 2.226 ekor dengan kasus kematian 1 ekor.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut Mentan, pertanian semakin maju karena dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKementan terus menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan.
Baca SelengkapnyaKepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca Selengkapnya