Kemenkeu Harap IFG Kembalikan Kepercayaan Masyarakat pada Industri Asuransi
Merdeka.com - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban menyoroti, penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya adalah pengelolaan asuransi. Perusahaan pelat merah asuransi kadang dihadapkan pada tantangan hingga pengelolaan yang tidak cukup profesional kemudian menyebabkan gagal bayar.
"Kalau kasus gagal bayar terjadi, itu merupakan hal yang tidak bisa diterima," ujar Rionald dalam IFG Progress Launching secara virtual, Jakarta, Rabu (28/4).
Oleh karena itu, pemerintah melalui Indonesia Financial Group (IFG) sebagai BUMN holding perasuransian dan penjaminan, diharapkan bisa mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat. Dengan memperkokoh kredibilitas sektor asuransi.
"Sehingga nanti Pak Robertus Billitea (Direktur Utama IFG) dan timnya bisa memperbaiki pandangan kepada masyarakat dengan mengembalikan tingkat kredibilitas BUMN yang bergerak di sektor asuransi," jelasnya.
Rionald melanjutkan, pasar asuransi jiwa dan kesehatan di Indonesia mengalami pertumbuhan kuat dan stabil. Namun karena tata kelola perusahaan asuransi BUMN yang sempat dinilai tidak baik, pasar tersebut akhirnya diisi oleh perusahaan asuransi multinasional.
"Dari potensi pertumbuhan itu terjadi. Itu jadi penting mengenai good governance. Saya berharap IFG ke depan jadi katalisator dalam penataan industri asuransi di Indonesia. Penting IFG Progress jadi think tank dan masukan bagi OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," tandasnya.
OJK Ungkap Sebab Penetrasi Asuransi Indonesia Tertinggal di Asia Tenggara
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Riswinandi, mengatakan daya saing asuransi Indonesia masih tertinggal. Sebab, jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, penetrasi asuransi di Indonesia masih kurang dari 2 persen.
"Ini masih rendah jika dibandingkan dengan penetrasi di negara ASEAN. Seperti negara Thailand yang sudah mencapai 4,99 persen, Malaysia 4,72 persen dan Vietnam 2,24 persen," katanya dalam webinar, Kamis (24/9).
Dia mengatakan, daya saing industri asuransi di Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor utama. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan asuransi umum dan reasuransi adalah dukungan permodalan.
"Ini menjadi salah satu faktor penting minimnya atensi risiko asuransi di dalam negeri dan ini tentu mengarah juga ke defisit transaksi berjalan di sektor industri asuransi," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya Pemerintah Membantu Publik Memahami Pentingnya Perlindungan Asuransi
Angka di tahun 2023 tergolong rendah dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaMasa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?
Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Asuransi Ini Cairkan Klaim Nasabah Rp258 Miliar Sepanjang 2023
Pemenuhan klaim tutup usia kepada ahli waris nasabah senilai Rp1,5 miliar jadi bukti konsistensi perusahaan asuransi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
10 Jenis Asuransi dan Manfaatnya, Simak Kelebihan dan Kekurangannya
Penjelasan mengenai 10 jenis asuransi yang penting untuk dipahami.
Baca SelengkapnyaData Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK
Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.
Baca SelengkapnyaJemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta
Bentuk asuransi yang diberikan bukan hanya perlindungan jiwa saja, tetapi perlindungan kecelakaan.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap Jaksa Agung Bakal Bongkar 2 BUMN Dana Pensiun Bermasalah ke Publik
2 Perusahaan BUMN tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung.
Baca SelengkapnyaPimpinan Bank Pelat Merah Bobol Uang Rp7,7 M, Cairkan Klaim Asuransi Debitur yang Sudah Meninggal
JPU menjelaskan terdakwa menyalahgunakan dana klaim asuransi atas debitur yang sudah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ungkap Merdeka Finansial Bukan Sekedar Impian Bagi Perempuan
Menteri Bintang mengatakan perempuan adalah kekuatan bangsa yang akan menentukan pembangunan Indonesia di masa depan.
Baca Selengkapnya