Kemenhub Tugaskan PELNI Evakuasi Warga Terdampak Tsunami Selat Sunda
Merdeka.com - PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) mendapat penugasan dari Kementerian Perhubungan untuk membantu evakuasi warga Pulau Sebesi (20 mil dari Bakauheni, 6,5 mil dari Pulau Krakatau) Lampung Selatan pasca tsunami Selat Sunda. Setidaknya ada sekitar 1.000 penduduk di Pulau Sebesi, pulau terpencil di Lampung yang perlu diungsikan ke daerah yang lebih aman di Bakauheni, Lampung.
KM Sabuk Nusantara 66 yang berangkat Selasa (25/12) pukul 21.00 malam dari Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi salah satu kapal yang ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan untuk melaksanakan evakuasi tersebut. Kapal akan tiba di Pulau Sebesi Rabu (26/12) sekitar pukul 06.00 WIB.
Setelah menurunkan bantuan kemanusiaan dari PELNI Grup untuk korban tsunami Selat Sunda di Pulau Sebesi, kapal akan berangkat menuju Bakauheni Rabu (26/12) pukul 09.00 WIB dan tiba pukul 13.00 WIB. Kapal kembali ke Pulau Sebesi dari Bakauheni pukul 22.00 WIB dan tiba Kamis (27/12) pukul 02.00 WIB. Berangkat kembali dari Pulau Sebesi pukul 09.00 WIB tiba di Bakauheni pukul 13.00 WIB. Selanjutnya kapal akan kembali ke Sunda Kelapa, Jakarta Kamis (27/12) pukul 20.00 WIB tiba Jumat (28/12) pukul 08.00 WIB.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Ridwan Mandaliko mengatakan, selain untuk evakuasi warga, KM Sabuk Nusantara 66 juga dipergunakan untuk mengangkut barang bantuan dari Kementerian Perhubungan dan PELNI Grup (PT PELNI (Persero), RS PELNI, PT SBN, dan PT PIDC). Bantuan berupa beras, gula, susu dewasa, susu bayi, minyak goreng, mie instan, selimut, air kemasan dan aneka biskuit.
"Kami mohon maaf kepada pelanggan PELNI di Kepulauan Seribu, KM Sabuk Nusantara 66 diperbantukan sementara sejak Rabu (26/12) hingga Jumat (28/12)," terang Ridwan Mandaliko, Jakarta, Rabu (26/12).
Pemberangkatan KM Sabuk Nusantara 66 dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Pulau Sebesi dihadiri Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan Capt Wisnu Handoko, KSOP Sunda Kelapa, Direktur Utama PT PELNI (Persero) Insan Purwarisya L Tobing, Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT PELNI (Persero) OM. Sodikin, Direktur Utama PT SBN Suharyanto, Direktur Utama PT PIDC Effendi, Kepala Cabang PELNI Tanjung Priok Masrul Khalimi dan pejabat lainnya.
Kementerian Perhubungan, lanjut Ridwan, menginstruksikan kepada PELNI untuk melakukan deviasi KM Sabuk Nusantara 66 ke Pulau Sabesi, pulau terpencil di wilayah Lampung Selatan untuk evakuasi warga. Sembari mengirim kapal, melalui program PELNI Peduli, perusahaan mengirimkan bantuan yang dibutuhkan warga dalam keadaan darurat.
"PELNI memanfaatkan pengiriman kapal untuk sekaligus membantu warga terdampak tsunami Selat Sunda dengan mengirim sembako dan kebutuhan lain dari PELNI Grup. Kami telah koordinasi langsung dengan Sekretaris Desa di Pulau Sebesi," tutup Ridwan.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komitmen mendukung PSN ini diwujudkan dengan dilakukannya Head of Agreement (HOA) bersama Pelindo terkait fasilitas penerimaan BBM dan Avtur di Benoa, Bali.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaShinta Kamdani menyebut para pengusaha tidak masalah dengan pemilu yang akan dilaksanakan satu putaran maupun dua putaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaRibuan narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) di Bali memiliki hak pilih saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca Selengkapnya