Kemenhub berencana integrasikan bus dan LRT di stasiun MRT
Merdeka.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap, keberadaan transportasi massal seperti MRT bisa mengurai kemacetan hingga meredakan tingkat polusi di Ibu Kota. Pihaknya pun berencana mengintegrasikan stasiun MRT dengan angkutan penumpang, seperti bus hingga Light Rail Transit (LRT).
Namun begitu, dia menekankan, kesiapan yang pemerintah secara Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) terbatas. Oleh karenanya, dia ingin mengajak pengembang swasta untuk ikut menyumbangkan bantuan dalam pembangunan MRT.
"Tapi jangan saja hanya mengandalkan pemerintah. Karena selain uangnya terbatas, kita punya kebijakan untuk membangun di daerah-daerah pinggiran. Kami minta mereka (swasta) membuat proposal, silakan swasta melakukan itu. Kalau pun ada pemerintah, pemerintah jangan banyak (peran) di sana," kata Budi di Jakarta, Minggu (23/9).
"Feeder-nya macam-macam. Dari yang paling canggih namanya LRT, terus kita bisa buat people mover, bisa juga bikin kereta kapsul. Tapi yang paling sederhana kita bisa buat bis, guided bus," kata dia.
Dia juga mengimbau pihak pengembang swasta yang mau ikut serta dalam proyek ini agar mengutamakan kepentingan masyarakat selaku pengguna MRT dibanding keuntungan perseroan semata.
Dengan adanya kerja sama dengan pengembang swasta, dia optimis nilai investasi yang tergolong besar bisa tertutupi. "Oleh karenanya kita akan membuat masterplan yang sudah dibuat BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) dengan detail yang lebih konkret. Dan saat membahas detail, para pengembang kita ajak bicara," sambungnya.
Terkait besaran investasi tersebut, dia menyebutkan, penyediaan guided bus sebagsi angkutan pengumpan memakan biaya terrendah, yakni sekitar Rp 160 miliar. Sementara LRT menjadi yang paling mahal.
"Bus guided itu yang paling murah, per km sekitar Rp 160 miliar. Kalau 5 km kali lima ya Rp 800 miliar. Kalau yang di atasnya, Rp 200-250 miliar itu kereta kapsul. Kalau people mover Rp 300 miliar, LRT kira-kira Rp 500 miliar per km," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Jakarta Ada KRL, LRT, hingga MRT Tapi Masih Macet di Semua Titik
Kata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca SelengkapnyaTerbang ke Korsel dan China, Menhub Budi Karya Bahas Proyek LRT Bali dan IKN Nusantara
Perjalanan dinas tersebut membawa misi membahas kerja sama di sektor perkeretaapian dan penerbangan.
Baca SelengkapnyaKurangi Kemacetan Kota, Presiden Jokowi Ajak Warga Kaltim Gunakan Transportasi Massal
Jokowi menekankan pentingnya pengembangan transportasi umum sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
LRT Operasikan 308 Perjalanan Mulai Bulan Depan, Jarak Antar Kereta Jadi 12,5 Menit
Diharapkan pengguna dapat mengandalkan LRT Jabodebek sebagai pilihan transportasi yang tepat waktu dan nyaman.
Baca SelengkapnyaMRT Fase 2A Bundaran HI-Kota Ditargetkan Berfungsi Tahun 2027
Saat ini pembangunan MRT fase 2A sudah mencapai 28,4 persen.
Baca SelengkapnyaJelang Putusan MK Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup, Berikut Rute Pengalihan Arusnya
Masyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaMenteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?
Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Capai 28,4 Persen, Lampaui Target Saya
Jokowi mengatakan pembangunan MRT Fase 2A sudah mencapai 28,4 persen atau lebih dari yang ditargetkannya.
Baca SelengkapnyaCegah Penumpukan Penumpang di Bundaran HI, MRT Hanya Sampai Stasiun Dukuh Atas
Cegah Penumpukan Penumpang di Bundaran HI, MRT Hanya Sampai Stasiun Dukuh Atas
Baca Selengkapnya