Kemendag: Lewat RCEP Peluang Indonesia jadi Negara Maju Semakin Besar
Merdeka.com - Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan, Donna Gultom menilai kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan menjadi salah satu peluang bagi Indonesia untuk menumbuhkan kondisi perekonomiannya dan menjadi negara maju. Perundingan yang dibahas sejak tujuh tahun lalu tersebut diharapkan menjadi pintu bagi Indonesia memperluas pasar ekspor dan menyerap semakin banyak investasi.
"RCEP peluang kita ke depan untuk maju, jadi harus segera disiapkan. Perundingan ini kita kawal betul dari hari pertama sampai terakhir, apa yang harus kita jaga kita tahu. Proses itu sudah kita edukasi tujuh tahun ini. Jadi dalam kajian disebut ada potensi dan ada ancaman. Tapi bagaimana ancaman itu berkurang dan yang kita dapatkan lebih banyak," ujarnya di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (20/11).
Donna Gultom menyebutkan, peluang itu besar tercipta karena Indonesia dilihat oleh negara lain, khususnya kawasan ASEAN, sebagai negara yang memiliki karakter good faith, yakni dapat dipercaya dalam perundingan-perundingan.
"Kesimpulan saya dalam tujuh tahun berunding, Indonesia dinilai sebagai negara yang punya masalah, sensitivitas, tapi punya komitmen untuk perbaiki diri sehingga bisa dipercaya. Mudah-mudahan ke depan negara kita menjadi menarik untuk investasi, terutama dari luar negeri," paparnya.
Indonesia Harus Manfaatkan Peluang RCEP
Maka itu, lanjut Donna Gultom, Indonesia harus memanfaatkan peluang tersebut dengan mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi RCEP. Pemerintah akan terus mendorong sektor industri, khususnya industri dengan teknologi tinggi, tumbuh kembang sehingga memiliki nilai tambah yang lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan kita jaga terus ini dan bangun terus kesiapan kita. Kalau sektor industri kita maju berkat investasi yang masuk, ini peluang bagi tumbuhnya industri baru yang memanfaatkan outsource dari beberapa negara kawasan RCEP. Kalau kita tidak dapat menarik investasi, kita tidak akan mendapatkan apa-apa," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaRespons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres
Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaPesan Megawati: Pilih Ganjar-Mahfud, Paket Komplit dan Sreg di Hati Kita
Pesan Megawati: Pilih Ganjar-Mahfud, Paket Komplit dan Sreg di Hati Kita
Baca SelengkapnyaPetani di Grobogan: Pilpres Lalu Kami Pilih Jokowi, Kini Giliran Dukung Ganjar-Mahfud
Iwan berujar pasangan Capres nomor urut 3 itu diyakini bisa membawa aspirasi para petani kala memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya