Kemendag ingin bahan bangunan jadi komoditas ekspor unggulan
Merdeka.com - Tahun ini pemerintah menargetkan ekspor tumbuh 300 persen. Di tengah anjloknya harga komoditas ekspor unggulan Indonesia, Kementerian Perdagangan membidik bahan bangunan sebagai salah satu komoditas yang bakal digenjot demi mengejar target itu.
Dilihat dari potensi saat ini, pangsa pasar bahan bangunan di dunia sekitar USD 400 miliar. Nilai tersebut belum termasuk potensi yang ada di pasar Saudi Arabia.
Data dari Kemendag, sepanjang tahun 2010-2014 pertumbuhan ekspor bahan bangunan Indonesia bisa mencapai 11,13 persen per tahun. Dari USD 1,55 miliar menjadi USD 2,45 miliar. Pangsa pasar utama meliputi Singapura, Thailand, Australia dan Amerika Serikat.
"Ada produk unggulan seperti baja ringan, semen, kami harap sampai 2019 ekspor nasional naik 300 persen ya targetnya," ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nuz Nuzulia Ishak kepada wartawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/5).
Nuz menargetkan pertumbuhan ekspor bahan bangunan tahun depan bisa mencapai 120 persen. "Dari negara tujuan utama ekspor utama itu nilainya masih di bawah USD 100 juta, kami akan gencar promosi lewat international trade fair seperti Saudi Arabia Building Tech," katanya.
Untuk di dalam negeri, pemerintah juga mendorong digelarnya pameran bahan-bahan material. Sebanyak 1.000 brand material bangunan dalam dan luar negeri bakal mengikuti Pameran Indobuiltech Expo ke-13.
Direktur Debindo ITE Efi Setiabudi mengatakan dengan pameran ini diharapkan mampu memperluas kerja sama distributor antar pelaku usaha dan bahan bangunan nasional.
Efi menjelaskan, sifat dari pameran tersebut yakni business to business (B to B) dan bukan business to customer (B to C) sehingga tidak memungkinkan terjadi transaksi jual beli di dalamnya.
"Kami tidak menargetkan transaksi spot pada pameran ini, melainkan mitra bisnis, mencari agen distributor, di mana dampaknya akan lebih luas, ada sekitar 500 lebih exhibitor dimana 70 persennya perusahaan lokal," paparnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaSelain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya