Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemendag: Indonesia Tak akan Kebanjiran Impor Ayam Jika Kalah dari Brasil di WTO

Kemendag: Indonesia Tak akan Kebanjiran Impor Ayam Jika Kalah dari Brasil di WTO Peternak ayam. ©2015 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono menegaskan tidak benar jika Indonesia akan kebanjiran impor ayam dari Brasil jika kalah dalam sengketa DS 484 di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Pemberitaan yang marak dengan adanya tadi berita mengatakan Indonesia kalah di WTO maka kita akan kebanjiran ayam dari Brasil. Saya perlu luruskan hal tersebut tidak benar. Pemerintah tidak ada intensi mengubah kebijakan sampai kasus ini selesai," kata Djatmiko dalam konferensi pers sengketa DS 484 (ayam Brasil), Senin (31/5).

Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sejauh ini tidak ada urgensi mengubah kebijakan karena kasusnya masih disengketakan di WTO. "Sampai kapan ya sampai proses di WTO selesai. Tapi kalau tahapan banding dimulai kita berusaha maksimal melakukan pembelaan dari kasus sengketa ini," ujarnya.

Sebagai informasi, sengketa ini sudah berjalan sejak 2014 hingga sekarang. Awalnya Brasil berupaya membuka akses pasar produk unggas ke Indonesia, khususnya ayam dan produk ayam.

Namun, Brasil menganggap Indonesia memberlakukan ketentuan dan prosedur yang menghambat masuknya produk tersebut ke pasar Indonesia, sehingga Brasil menggugat Indonesia ke WTO pada 16 Oktober 2014.

Sesuai putusan panel sengketa DS 484, WTO menyatakan empat kebijakan Indonesia melanggar aturan WTO, yakni kebijakan positive list, fixed license term, intended use, dan undue delay.

Namun seiring berjalannya waktu, panel sengketa original dan kepatuhan memutuskan bahwa Indonesia masih ada 2 kebijakan yang belum sesuai dengan ketentuan WTO, yaitu intended use, dan undue delay.

Penyelesaian Sengketa Butuh Waktu

Djatmiko menjelaskan, memang proses penyelesaian sengketa di WTO itu membutuhkan waktu yang lama. Hingga kini saja, WTO masih dalam proses pembentukan hakim anggota panel di badan banding WTO, lantaran tidak ada kerangka waktu maksimal yang ditetapkan untuk pembentukan hakim panel.

"Jadi tergantung dari proses pembicaraan di WTO dengan melibatkan semua anggota. Kalau negara-negara yang saat ini terlibat dalam sengketa dan masuk ke tahapan banding, tentunya kita mengharapkan segera agar keputusan supaya proses bisa bergulir kembali," ujarnya.

Sebab bukan hanya Indonesia dan Brasil yang masuk dalam antrean penyelesaian sengketa di WTO, melainkan seluruh dunia juga menggunakan fasilitas panel banding yang sama.

"Ketika itu terbentuk, sudah ada daftar antrean yang akan diproses. Indonesia bukan satu-satunya. Ada soal perang dagang AS - China yang juga sudah masuk lebih dulu. Ada beberapa negara yang menggunakan fasilitas panel banding ini," pungkasnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian

Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian

Dalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Harga Ayam Naik Jelang Lebaran, Kemendag Salahkan Pedagang Perantara karena Ambil Untung Terlalu Besar

Harga Ayam Naik Jelang Lebaran, Kemendag Salahkan Pedagang Perantara karena Ambil Untung Terlalu Besar

Komoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Ibu di Banyuwangi Jual Ayam Ingkung tanpa Penyedap Rasa, Awalnya Iseng Kini Omzetnya Jutaan Rupiah per Hari

Ibu di Banyuwangi Jual Ayam Ingkung tanpa Penyedap Rasa, Awalnya Iseng Kini Omzetnya Jutaan Rupiah per Hari

Menariknya, pembeli menikmati sajian ayam ingkung di teras rumah layaknya makan di kediamannya sendiri

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami

Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami

Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.

Baca Selengkapnya