Kelas menengah masih tahan diri beli properti
Merdeka.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) mencatat, sepanjang semester pertama 2014 ada perlambatan bisnis properti di Indonesia. Penyebabnya, hajatan Pemilu dan aturan batas uang muka untuk kredit perumahan yang keluar tahun lalu.
"Ini memaksa kelas menengah mengambil aksi wait and see," ujar Ketua DPD REI Jakarta, Amran Nukman di kantornya, Senin (13/10).
Dia mengakui, dua faktor itu memperlambat laju pertumbuhan properti. Namun dia yakin, dengan stabilitas ekonomi makro yang didukung kebijakan moneter, fiskal dan sektor riil akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Prospek perbaikan ini didorong oleh industri properti," katanya.
Dia optimis, sektor properti masih tetap cerah di tahun depan. Sikap kelas menengah yang menahan diri melakukan pembelian bakal berakhir usai pemerintah diisi kabinet baru, kebijakan BBM subsidi dan stabilitas suku bunga.
Amran memberi penjelasan, penjualan properti di ibu kota dan sekitarnya, bakal terdorong proyek pembangunan MRT, jalan tol lingkar luar dan pengoperasian Busway rute baru seperti Ciledug-Blok M.
"Ini memberi dampak positif. Perlambatan sekarang bukan berarti stagnan, tapi masih tetap tumbuh," katanya.
Kondisi tersebut, didukung pertumbuhan ekonomi Jakarta yang berkisar 6 persen hingga 6,4 persen. Serta masih kuatnya daya beli masyarakat menengah sebagai faktor utama cerahnya bisnis properti.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaKarena Hal Ini, Enam Perusahaan Properti dan Pendidikan Siap Investasi di IKN
Dinamika minat investasi pada IKN meningkat, apalagi pemerintah menjamin risiko demand pada tahap awal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaSurvei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.
Baca SelengkapnyaKisah Ibu Asal Madiun Jualan Pentol Tepung Kanji di Rumah, Omzetnya Capai Rp6 Juta per Hari
Ia berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaSerahkan 205 Sertipikat Tanah di Sleman, Menteri ATR: Harga Tanah Naik 3 Kali Lipat
Efek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca Selengkapnya