Kejar Target Bebas Emisi Karbon, Pemerintah Andalkan Lahan Gambut dan Mangrove

Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, bahwa Indonesia berupaya untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Dalam mencapai target tersebut, beberapa sektor andalan dari sektor hutan dan penggunaan lahan (FOLU), termasuk mangrove dan lahan gambut.
"Sektor FOLU akan mendukung tercapainya penurunan emisi nasional atau net sink (penyerapan bersih) karbon pada 2030. Pemetaan dan pemanfaatan ekosistem blue carbon diharapkan dapat menurunkan suhu pada 2050," ungkap Menko Luhut dalam Talkshow Blue Carbon to Strengthen Climate Change and Coastal Resilience di Paviliun Indonesia dalam rangkaian agenda COP 26 UNFCCC di Glasgow Skotlandia, ditulis Kamis (4/11).
Dia juga menyampaikan bahwa dalam rangka COP 26 UNFCCC di Glasgow, seluruh pihak akan berdiskusi mengenai perubahan iklim secara global untuk menjaga iklim global agar tetap pada suhu di bawah 2 derajat sesuai anjuran Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
"Saat ini, secara global kita sudah melampaui 1 derajat celcius dan IPCC telah memperingatkan bahwa suhu global perlu dijaga agar tidak melebihi dari 1,5 derajat celcius," terang Menko Luhut.
Di samping itu, Indonesia telah menyerahkan dokumen Updated Nationally Determined Contribution/NDC (kontribusi yang ditetapkan secara nasional) dan strategi jangka panjang untuk ketahanan karbon dan iklim 2050 terbaru kepada sekretariat UNFCCC. Dokumen Updated NDC yang telah diperbarui juga membahas aspek baru, termasuk soal laut.
Berdasarkan SDG's, dokumen NDC diharapkan dapat menemukan solusi secara cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, seperti menciptakan energi baru yang terjangkau, berguna, dan terbarukan yang berkelanjutan dari samudera, laut, serta sumber daya kelautan.
Indonesia Miliki Sistem Blue Carbon Pesisir Terbesar
Menko Luhut menerangkan, bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kekayaan alam yang melimpah beserta keanekaragaman hayati laut yang sangat besar.
"Kami memiliki ekosistem blue carbon pesisir terbesar yang meliputi mangrove dan padang lamun, serta terumbu karang. Ekosistem blue carbon Indonesia menyimpan sekitar 75 persen-80 persen dari jumlah karbon dunia yang berarti bahwa kita memiliki potensi ekonomi dari ekosistem pesisir yang ada di sekitar kita," imbuhnya.
Menurut Menko Luhut, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam melestarikan dan merehabilitasi ekosistem blue carbon. Antara lain program rehabilitasi mangrove yang merupakan program rehabilitasi terbesar di dunia dengan mencakup sekitar 600.000 hektar lahan mangrove kritis hingga 2024.
Indonesia juga memiliki program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang merupakan program restorasi terumbu karang nasional. ICRG mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan sosial ekonomi untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan melalui edu-ekowisata.
"Terumbu karang memang bukanlah bagian utama dari blue carbon, tetapi perannya sangat penting sebagai penghambat terjadinya proses pemanasan global. Terumbu karang juga dapat mendukung ketahanan pangan sebagai habitat berbagai makhluk hidup di laut termasuk ikan, sebagai sumber mata pencaharian, dan ketahanan masyarakat pesisir," tambahnya.
Menko Luhut berharap agar rangkaian acara ini dapat menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi perubahan iklim secara global. Melalui acara ini pula dapat sekaligus mencari dukungan dan kerja sama internasional yang lebih luas dalam pengembangan potensi blue carbon.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Kementerian BUMN Gelar RUPS Pertamina Tetapkan Jajaran Direksi Baru
Kementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca Selengkapnya
Pemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca Selengkapnya
KLHK dan Pupuk Kaltim Kolaborasi Pulihkan Ekosistem Konservasi Taman Nasional Kutai, Ini Program Dijalankan
Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Pertagas Turunkan Emisi Karbon 11 Persen, Begini Strategi Dijalankan Perusahaan
Pertagas akan terus berkomitmen dalam menyalurkan energi yang andal ke berbagai industri strategis tanah air.
Baca Selengkapnya
85 Program Desa Energi Berdikari Pertamina Sukses Turunkan 729 Ribu Ton Emisi Karbon
Program DEB juga memberikan dampak ekonomi bagi 5.413 KK Penerima Manfaat.
Baca Selengkapnya
Jurus Jitu PLN Wujudkan Net Zero Emission di 2060
Strategi PLN IP mendukung target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
Baca Selengkapnya
Jokowi Teken Aturan Penyimpanan Karbon, Ini Fungsinya
Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi CO2 dari berbagai sektor industri.
Baca Selengkapnya
Konsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Pentingnya Penangkapan dan Penyimpanan Karbon dalam Mengatasi Perubahan Iklim
Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan Sustainable Development Goals 13 PBB.
Baca Selengkapnya