KEIN soal IHSG Rontok: Tak Selamanya Menggambarkan Fundamental Kita
Merdeka.com - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta menyebut bahwa rontoknya pasar saham belakangan ini tak berarti menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan turun 2,19 persen sepanjang pekan lalu. Hingga sesi II pukul 13.37 WIB siang ini IHSG juga hampir terjun ke level 5.900 yakni 6.029.
"Kalau bicara saham selalu harus kita lihat arusnya arus global, tak selamanya menggambarkan fundamental kita. Itu mengapa ada yang namanya market sentimen. Misalnya saja saham-saham bluechip itu masih bagus kok," tuturnya di Gedung BEI, Senin (7/10).
Dalam pandangannya, banyak sentimen global yang mempengaruhi kinerja IHSG di pasar saham. Oleh karena itu, dia optimis bahwa anjloknya indeks di bursa saham akan diwarnai banyak faktor.
Selain itu, lembaga atau perusahaan pemeringkat efek internasional bahkan menyebutkan Indonesia masih tergolong negara yang investment grade, yakni cukup dipercaya dalam hal pengelolaan ekonominya.
"Kalau dilihat sovereign rating oleh moodys atau S&P itu kan Indonesia menunjukkan investment grade artinya ada trust terhadap pengelolaan ekonomi kita," tegasnya.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IHSG Diprediksi Terus Menguat, Ini Rekomendasi Saham untuk Trading Hari Ini
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaKinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam
Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaGawat, OJK Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024
Proyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaEmpat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca SelengkapnyaKondisi Rupiah dan IHSG Terkini Usai Prabowo-Gibran Menang Versi Quick Count
Sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca SelengkapnyaTom Lembong Usai Mencoblos: Ini Momen Kritis, Persimpangan Jalan Sangat Fundamental
Tom mengatakan pencoblosan hari ini adalah momentum krusial bagi masyarakat untuk menentukan nasib bangsa.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya