Merdeka.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor kedelai untuk Badan Urusan Logistik (Bulog) akhir pekan lalu. Namun, Perum Bulog pesimis impor kedelai akan datang dalam waktu yang dekat.

Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Alimoeso menuturkan, impor kedelai sebanyak 100.000 ton sulit direalisasikan dalam waktu dekat. Dia menegaskan kedelai impor paling cepat akan datang pada akhir tahun.

"Kalau izin (impor) diberikan pada Maret atau April, maka Oktober baru bisa masuk. Tapi karena izin baru keluar, otomatis mundur, paling cepat akhir tahun," ujar dia yang ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (4/9).

Dengan fenomena melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Bulog berencana menjalin pembicaraan untuk kemungkinan impor kedelai dari Brasil. Langkah ini dilakukan agar neraca perdagangan dan neraca berjalan tidak semakin tertekan. Hanya saja, mendatangkan kedelai dari Brasil juga sulit terealisasi karena terkendala jarak yang jauh.

"Negara lain seperti Brasil juga ada kemungkinan, tapi akan lebih lama. Kalau bisa langsung ke produsen merangkap eksportir itu bisa lebih murah," tegas dia.

Sutarto menambahkan, pihaknya melirik impor kedelai dari India dan Myanmar. Tapi pihaknya harus melihat kedelai hasil olahan dari kedua negara tersebut.

"India, bahkan Myanmar kita lihat cocok enggak dengan kebutuhan produsen tahu dan tempe. Kita sudah melakukan penjajakan, jadi melakukan ulang kontak bisnis," ucapnya.