Kata Menko Luhut Soal Anggapan di Tiap Urusan Negara: 'Luhut Lagi, Luhut Lagi'
Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menanggapi, komentar berbagai pihak terkait banyaknya urusan negara yang diurus olehnya. Bahkan, kini muncul sebutan 4 L atau Luhut Lagi Luhut Lagi.
"Kalau bisa saya luruskan, sebenarnya tidak 'Luhut Lagi Luhut Lagi'," ujarnya menjawab pertanyaan Mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung dalam sebuah sesi diskusi, Jakarta, Kamis (25/2).
Menko Luhut mengatakan, dirinya punya sifat mengerjakan sesuatu harus holistik dan terintegrasi. Apalagi banyak kementerian dengan proyek besar yang berada di bawah kepemimpinannya.
"Sebenarnya kalau saya mengerjakan sesuatu, saya tidak mau tidak holistik, saya tidak mau kalau tidak terintegrasi. Kalau tidak holistik dan tidak terintegrasi, pasti tidak akan lengkap. Itu yang saya buat," jelasnya.
Oleh karena itu dalam mengambil sebuah kebijakan, terkadang Menko Luhut juga melibatkan kementerian-kementrian di luar koordinasi Kemenko Maritim dan Investasi.
"Jadi sebenarnya tidak benar juga (4L), hanya mungkin karena saya bekerja banyak. Tapi yang penting tugas pokok saya yang diperintahkan Presiden saya kerjakan," tandasnya.
Adapun beberapa kementerian di bawah kepemimpinan Menko Luhut antara lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan juga Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM).
Jokowi Marah, Kinerja Luhut Panjaitan Disorot
Wajahnya masam, sesekali dahinya mengernyit, Presiden Jokowi tampak kesal melihat laporan kasus Covid-19 di RI melonjak tajam. Matanya bahkan tak mau melihat para menteri yang ada di sekelilingnya. Terus memandangi data di gawainya saat bicara. Sesekali hanya melirik ke kanan dan ke kiri, lewat ujung mata, tanpa menoleh.
Pagi itu, Senin 30 November, Jokowi pimpin rapat terbatas. Di sebelah kirinya dengan jarak dua meter, hadir Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Mendampingi di sebelah kanannya, hadir Mensesneg Pratikno. Di depannya, ada Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menkes Terawan serta Menkeu Sri Mulyani.
"Ini semuanya memburuk semuanya!” ucap Jokowi kesal.
Jokowi menyampaikan data Covid-19 yang naik dan memburuk. Dia menyinggung persentase rata-rata kasus aktif yang meningkat menjadi 13,41 persen. Minggu yang lalu masih 12,78 persen.
Persentase rata-rata kesembuhan dari Covid-19 yang menurun dari 84,03 pada 23 November 2020 menjadi 83,44 persen, juga disinggung Jokowi.
Perhatian Jokowi juga tertuju pada kenaikan drastis kasus aktif pada dua dari 9 provinsi yang menjadi fokus pengendalian penyebaran virus Corona. Dua provinsi itu ialah Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
Adalah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang diberi tanggung jawab oleh Jokowi untuk menangani Covid-19 sejak 14 September 2020. Luhut membawahi 9 Provinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Bali.
Luhut bahkan telah mengundang seluruh kepala daerah di Jawa untuk rapat koordinasi. Dalam rapat itu, Luhut mengungkap, diberi waktu dua minggu untuk mengendalikan Covid-19.
"Presiden perintahkan dalam waktu dua minggu kita harus bisa mencapai tiga sasaran yaitu penurunan penambahan kasus harian, peningkatan recovery rate dan penurunan mortality rate," kata Luhut, 15 September lalu.
Namun, penunjukan Luhut untuk menangani Covid-19 menuai kritik. Bahkan, kinerja Luhut kini menjadi sorotan karena kasus Corona justru terus meningkat.
Mengutip data Satgas Covid-19 pada 1 Desember 2020, terjadi penambahan sebanyak 5.092 kasus positif. Pasien meninggal karena Covid-19 juga bertambah, kini menembus angka 17.081. Meningkat 136 dari data kemarin yang masih 16.945 orang.
Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, kerja Luhut belum terlihat. Dia menilai, Luhut belum berhasil tangani pandemi Corona di 9 provinsi besar.
"Fakta hingga saat ini belum berhasil," kata Dicky saat dihubungi merdeka.com, Rabu (2/12). Dicky mengatakan, seharusnya pengendalian pandemi di Indonesia dipegang oleh kementerian kesehatan. Terbukti Kemenkes berhasil meredakan penyakit dan wabah. Mulai dari TBC, malaria, flu burung.
"Harusnya menteri kesehatan, yang melead. Bahwa ada pro dan kontra terkait menkes ya itu di luar dari kondisi, siapapun karena yang bergerak, kompetensi dan skill ya itu Kemenkes dan itu sudah terbukti," kata Dicky.
Dia pun tidak jadi masalah jika menteri lain yang ditugaskan untuk menangani pandemi Covid-19. Tetapi, dia menegaskan kembali leading sektornya adalah Kemenkes.
"Kita tidak boleh berdasarkan orang perorang, karena ini harus by system. Saya termasuk tidak melihat efektifitas dari penunjukan baik itu ad hoc pada sosok-sosok figur tertentu. Harus by system terlepas setuju atau tidak menkes karena bekerja bukan menteri kesehatan jajaran birokrasinya ini yang akan bergerak dan tidak musti menkes yang handal memahami benar pandemi," ungkap Dicky.
Hingga berita ini diturunkan, merdeka.com tidak berhasil mengontak Menko Luhut. Begitu pula dengan juru bicaranya, telepon dan WhatsApp merdeka.com tak berbalas.
Namun Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menekankan, peringatan Jokowi tak cuma ditujukan untuk para menteri di jajaran kabinet. Tapi juga jajaran kepala daerah dan juga masyarakat itu sendiri.
"Sekali lagi, bukan hanya kepada pemerintah, pemerintah daerah, tetapi seluruh masyarakat harus aware bahwa terjadi kenaikan dari minggu kemarin. Untuk itu, ini menjadi semangat bersama untuk meningkatkan kesadaran kembali. Intinya ada di situ," terang Moeldoko.
Kritik terhadap Luhut juga datang dari Anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan Netty Prasetiyani. Politikus PKS ini mengaku sudah berkali-kali menyampaikan kritik terkait penunjukan Luhut yang tidak pernah menyentuh bidang kesehatan. Dia menilai, seharusnya Menkes sebagai leading sector dalam penangan pandemi.
"Oleh sebab itu, bukan hal aneh kalau sekarang angka kasus Covid di Jateng dan DKI meningkat, karena sejak awal yang jadi ujung tombaknya bukan Kementerian yang bersentuhan langsung dengan bidang kesehatan," kata Netty.
Netty juga tidak yakin dengan kinerja Luhut yang pernah mengemban berbagai jabatan di masa pandemi. Mulai dari menjadi Plt Menteri Perhubungan saat Budi Karya terpapar Covid-19, menjadi penanggungjawab penanganan Covid-19, hingga plt Menteri KKP.
"Hal ini dapat mengundang pertanyaan publik, kenapa begitu, seolah pembantu Presiden tidak ada yang lain," ungkap Netty.
Netty pun merasa kinerja penanganan Covid-19 di 9 provinsi harus segera dievaluasi. Apalagi beberapa minggu kemarin Jawa Tengah dan DKI Jakarta menjadi penyumbang penambahan kasus di Indonesia.
"Kinerja penanganan Covid-19 di 9 Provinsi ini harus dievaluasi. Mana janji akan segera menyelesaikan persoalan Covid-19 di 9 provinsi tersebut? Presiden seharusnya mengevaluasi penunjukkan tersebut, jangan malah menyalahkan kepala daerah," ungkap Netty.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid 19, Doni Monardo, mengatakan, Presiden Joko Widodo memintanya bekerja keras dalam menangani Covid-19. Tak hanya dirinya, permintaan serupa disampaikan kepada menteri terkait dan kepala daerah.
Permintaan ini disampaikan Jokowi setelah kasus aktif Covid-19 meningkat. Pekan lalu, persentase kasus aktif Covid-19 nasional masih 12,78 persen, kini naik menjadi 13,41 persen.
"Bapak presiden meminta kami untuk bekerja keras," ujarnya, Selasa (1/12).
Di saat kasus aktif Covid-19 meningkat, persentase kesembuhan Covid-19 merosot. Doni menyebut, pekan lalu kesembuhan Covid-19 berada di angka 84,03 persen. Sedangkan pekan ini turun menjadi 83,44 persen.
Meski persentase kesembuhan menurun, Doni mengklaim penanganan Covid-19 di Indonesia lebih baik dibandingkan dunia. Hal itu ditandai dengan persentase kesembuhan Covid-19 Indonesia lebih tinggi dari rata-rata dunia.
"Angka kesembuhan global sekarang ini berada pada posisi 69,04 persen, sedangkan kita adalah 83,44 persen," jelasnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menambahkan, Jokowi juga meminta kepada menteri, kepala lembaga hingga masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19. Menurutnya, pandemi Covid-19 masih berlangsung sehingga potensi penularan tinggi.
”Dengan peringatan bapak presiden ini membuat kita senantiasa tetap waspada," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Luhut Minta Kenaikan Pajak Hiburan 75 Persen Ditunda
Luhut mengaku kabar kenaikan pajak hiburan ini sudah didengarnya sejak lama.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Respons Keras Luhut Panjaitan, Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memuji integritas Presiden Jokowi dalam memimpin negeri
Baca SelengkapnyaLuhut: Kalau Ada orang Bilang Jokowi Tak Bisa Kerja, Lihat Nih dengan Kepalanya!
Luhut mengaku tak bisa membayangkan ajang balap FI air tersebut bisa digelar di kampung halamannya di tanah Batak, Danau Toba.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih
Meskipun demikian, Luhut mengaku bersedia apabila diminta hanya untuk memberikan saran oleh Presiden yang terpilih nantinya.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaVIDEO: Turun Gunung, Luhut Perintahkan Kenaikan Pajak Hiburan Ditunda
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merespons soal kenaikan pajak hiburan ini.
Baca Selengkapnya45 Pantun Lucu Ngakak, Kocak dan Menghibur
Pantun lucu ngakak dan menghibur ini bisa dibagikan di media sosial.
Baca SelengkapnyaBeredar Kabar Belasan Menteri Ingin Mundur, Luhut: Sudah Ditawarin Enggak Mundur-Mundur
Tanpa menahan, Luhut mempersilakan menteri yang ingin mundur segera pamit dari jabatannya.
Baca Selengkapnya'Suhu' Lapangan Diperintah Komandan Pakai Seragam Dinas Polisi, Begini Potretnya Langsung jadi Sorotan
Polisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca Selengkapnya