Merdeka.com - Forum Pegawai Merpati (FPM) mengaku sangat prihatin melihat kondisi perusahaannya yaitu PT Merpati Nusantara Airlines. Saat ini, menurut mereka, Merpati tidak mempunyai kemampuan finansial untuk memenuhi kewajiban mandatorinya.

Ketua FPM Danu Risman Husein mengatakan kewajiban mandatori tersebut antara lain tidak mampu membayar bahan bakar, asuransi pesawat, mencicil gaji pegawai sejak 7 bulan lalu dan puncaknya tidak mampu membayar gaji pegawai bulan April 2013.

"Kini prediksi kami ini telah menjadi fakta," ucapnya dalam siaran pers kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (8/6).

Menurutnya, pada tubuh perusahaan maskapai pelat merah tersebut telah terjadi gerakan 'Slow Down' kinerja. Terbukti dari tindakan para pilot yang melakukan mogok dalam melaksanakan tugas mengoperasikan pesawat.

"Merasa tertipu ataupun dibohongi oleh direksi Merpati saat ini yang banyak berbohong dalam pernyataan pernyataannya. Direksi yang dibiarkan 'liar' oleh pemegang saham mayoritas, liar karena tidak menjalankan RKAP, dan tidak jujur serta terbuka dalam mengelola perusahaan," jelasnya.

'State of mind' dari para pilot ini merupakan hazard. Kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan penerbangan dan keselamatan Merpati secara korporasi dan akhirnya meninggalkan sebuah pertanyaan bagi pemegang saham.

Kondisi Merpati dan kinerja manajemen saat ini, lanjutnya, juga berantakan karena banyak pengurus FPM yang dipecat secara semena-mena disebabkan menyuarakan hal ini.

"Fakta mengatakan Plt Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo saat ini telah gagal memimpin Merpati Nusantara Airlines (lepas dari fakta pernah diberikan injeksi PMN beberapa kali) belum pernah dibantu dengan 'tepat dosis dan tepat waktu'," jelasnya.