Kampanye lesu, Pemilu tak ampuh dorong perekonomian
Merdeka.com - Aktivitas kampanye partai politik tidak seramai yang diperkirakan. Bahkan gerak perekonomian riil tidak setinggi pemilihan umum 2004 dan 2009. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi mungkin tak terlalu terdongkrak pesta demokrasi.
Hal itu disampaikan Kepala Ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto. Dia mengaku memperoleh info, penjualan kaos, yang biasanya ramai saat pemilu, justru anjlok 40 persen. Dugaannya, kondisi ini menunjukkan ada perubahan pola kampanye di masyarakat.
"Kalau 2004-2009, kan orang mungkin tingkat pemahaman politiknya rendah. Kalau sekarang dengan berkembangnya alat elektronik, media sosial bisa dipakai kampanye," ujarnya selepas diskusi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/3).
Maraknya kampanye lewat pelbagai macam cara itu akhirnya menurunkan gerak aktivitas riil. Ryan melihat, atribut parpol, bendera, atau kaos partai kini tidak lagi banyak terlihat di ruang publik.
"Dulu kan harus hadir fisik, sekarang di-switch ke sosmed. Itu yang bikin permintaan riilnya turun," kata Ryan.
Bank Indonesia sudah lebih dulu merevisi target mereka terkait sumbangan politik ke pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Biasanya pesta demokrasi menggenjot Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 0,2 persen, tapi sekarang efek tersebut diramal bank sentral tak terlalu signifikan.
"Ternyata, hitung-hitungan kami terkini, peningkatan spending (pengeluaran) hanya 0,1 persen," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.
Rapat Dewan Gubernur BI pertengahan bulan ini merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 5,8 hingga 6,2 persen, menjadi 5,5 hingga 5,9 persen.
Kendati ada revisi bank sentral, Ryan menegaskan sekecil apapun, pemilu tetap akan berpengaruh pada roda perekonomian. "Saya kira dorongannya direct."
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu Berapa Hari? Ketahui Jadwal dan Larangannya
Masa tenang pemilu adalah periode waktu yang ditetapkan sebelum hari pemungutan suara di mana semua kegiatan kampanye dan propaganda terkait pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaRespons Melki Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI, Benarkah Buntut Kritik Pemerintah?
Tudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaViral Perjuangan Kakak Beradik Jualan Takjil di Pinggir Jalan, Dapat Hadiah Sepeda Baru
Setiap harinya Sauki harus berjualan takjil dengan berjalan kaki. Ia melakukan ini untuk membantu perekonomian keluarganya.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Ikut Kampanye dan Memihak, Ini Aturannya di UU Pemilu
Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh ikut kampanye dan memihak salah satu calon di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Survei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnya