Kalau ikuti jejak Newmont, Freeport juga tak punya itikad baik
Merdeka.com - Perusahaan tambang, PT Newmont Nusa Tenggara(PTNNT) secara resmi mengajukan gugatan arbitrase internasional terhadap Pemerintah Indonesia terkait dengan larangan ekspor mineral pada the International Center for the Settlement of Investment Disputes.
Langkah Newmont ini dikhawatirkan bakal diikuti perusahaan tambang besar lainnya yakni PT Freeport Indonesia. Pemerintah berharap Freeport tidak latah mengajukan gugatan ke arbitrase internasional.
Sebab, langkah itu justru membuat pemerintah berpikir bahwa Freeport juga tidak punya itikad baik menghargai proses renegosiasi kontrak karya yang sedang dibahas bersama.
"Saya berharap tidak. Kalau seandainya mereka melakukan seperti itu, mereka memperlihatkan itikad tidak baik," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung di kantornya, Rabu (2/7).
Sejauh ini, kata dia, Freeport masih tenang dan tidak ada indikasi membawa persoalan larangan ekspor konsentrat ke pengadilan internasional. "Freeport saja masih tenang-tenang. Jadi tidak masalah kalau Freeport," ucapnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya masalah yang dikeluhkan Newmont tidak terlalu besar dibanding Freeport. Dia menjelaskan, Newmont mengajukan gugatan karena tidak mampu membangun pabrik pengolahan sendiri. Newmont menggandeng Freeport untuk membangun smelter.
"Begitu Freeport tidak jadi, otomatis dia juga tidak jadi. sesimpel itu saja," katanya.
CT sapaan akrabnya menuturkan, Newmont tidak membangun smelter sendiri karena kapasitas produksinya kecil. Jauh di bawah Freeport.
"Keekonomianya kurang makanya kita permudah asal betul-betul dan ada perjanjian tertulis dan berikan uang jaminan," tegasnya.
Sekadar diketahui, larangan ekspor bahan mineral mentah dijadikan alasan Newmont mengajukan gugatan ke arbitrase internasional. Menurut Newmont, mengakibatkan kegiatan produksi di tambang Batu Hijau berhenti dan menimbulkan kesulitan dan kerugian ekonomi terhadap para karyawan PTNNT, kontraktor, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Mereka berkilah, pengenaan ketentuan baru terkait ekspor, bea keluar, serta larangan ekspor konsentrat tembaga harusnya dimulai Januari 2017, sesuai kontrak Kontrak Karya (KK) dan perjanjian investasi bilateral antara Indonesia dan Belanda.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Siap Kuasai 61 Persen Saham Freeport
Indonesia mendominasi saham Freeport, pekerja lokal terus bertambah.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan Kontrak Freeport Hingga 2061 Disebut Terburu-buru, Erick Thohir Beri Penjelasan Begini
Erick mengatakan, jika Freeport ingin mengembangkan potensi, maka perusahaan mesti melakukam investasi mulai dari sekarang.
Baca SelengkapnyaDiapit Pegunungan, Begini Potret Kamar Karyawan PT Freeport Bikin Nyaman
Intip potret kamar karyawan PT Freeport di dalamnya ada ranjang susun beserta kasurnya untuk 4 karyawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Targetkan Smelter Freeport Beroperasi 2024, Buka Perekrutan 20 Ribu Anak Muda Indonesia
Presiden Jokowi menargetkan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPenampakan Salju Abadi di Tambang Emas Freeport Papua, Akses Jalannya Bikin Geleng-geleng
Begini penampakan salju abadi di Tambang Grasberg Freeport yang memanjakan mata.
Baca SelengkapnyaAda di Ketinggian 2.400 MDPL, Intip Potret Lapangan Bulu Tangkis Tertinggi di Indonesia
Tempat olahraga para karyawan Freeport berada di ketinggian 2.400 MDPL.
Baca SelengkapnyaJelang Cuti, Karyawan Freeport Diantar Mobil Bus Anti Peluru dan Dikawal Ketat Brimob Bersenjata Lengkap
Berikut ini adalah perjalanan cuti karyawan Freeport yang turun dari Tembagapura menuju Timika dengan menggunakan bus anti peluru.
Baca SelengkapnyaTerkenal Karena Gaji Besar, Begini Perjuangan Karyawan Freeport di Hari Libur Cuti Sampai Naik Bus Anti Peluru
Simak pengalaman karyawan Freeport dapat cuti kerja sampai naik bus anti peluru menuju bandara.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnya