Merdeka.com - Langkah PT Lion Mentari Airlines atau yang lebih dikenal dengan Lion Air untuk bekerja sama dengan pemerintah Malaysia telah mengejutkan dunia maskapai dalam negeri. Pasalnya, maskapai yang melayani penumpang kelas menengah di Tanah Air ini telah jor-joran membeli 230 pesawat Boeing tahun lalu.

Lion diketahui telah menandatangani pembelian 230 unit pesawat Boeing yang terdiri dari 201 unit B-737 MAX dan 29 unit Next Generation 737-900 ERS. Bahkan, dikabarkan bahwa Lion Air telah memesan pesawat tambahan berupa 10 Boeing seri 787-8 Dreamliner.

Maskapai bersimbol singa merah itu diketahui telah merogoh koceknya sebanyak USD 2,17 miliar atau sekitar Rp 20,9 triliun. Transaksi tersebut menjadi transaksi terbesar dalam sejarah Boeing yang berhasil menjual 500 unit pesawat pada Agustus ini.

Dengan pangsa pasar 40 persen di konsumen dalam negeri, Lion Air menjadi maskapai yang dipercaya untuk meminjam dari salah satu bank di Amerika. Humas Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengaku sepenuhnya mendukung dengan langkah Lion Air tersebut.

"Aksi korporasi Lion Air dengan Malaysia pasti akan berdampak positif bagi dunia penerbangan di Indonesia. Di mana maskapai dalam negeri bisa menanamkan modalnya ke Malaysia atau negara luar," ujar dia saat dihubungi oleh merdeka.com, Jumat (13/9).

Lion tak hanya berhenti untuk memiliki 49 persen saham dari maskapai bentukan dengan pemerintah Malaysia, yaitu Malindo Air. Tapi, dia juga dengan lantang menyerukan persaingannya dengan AirAsia. Malindo juga berbisnis di pasar penerbangan dengan tarif murah.

Malindo rencananya akan melayani penerbangan luar negeri layaknya AirAsia saat ini. Rute tersebut di luar rute Indonesia-Malaysia yang saat ini telah ada di Lion Air. Rencananya, Malindo akan mempunyai 100 unit pesawat dalam 10 tahun setelah beroperasi pada tahun 2013.

Sementara, rival Malindo, AirAsia menggunakan Airbus yang diyakini lebih irit dan mempunyai kapasitas penumpang lebih banyak. Kesetiaan Lion pada Boeing bukan tanpa alasan. Dua jenis pesawat yang dipesan yaitu B-737 MAX dan Next Generation 737-900 ERS juga disinyalir lebih efisien dibandingkan produk boeing yang lain.

Misalnya saja untuk Boeing tipe B-737 MAX yang lebih irit 4 persen daripada Airbus A320neo, produk Airbus terbaru yang digunakan oleh AirAsia.

Tak hanya itu, Lion Air juga telah memesan seri terbaru Boeing dengan desain mewah yaitu seri Dreamliner untuk maskapai barunya yaitu Batik Air yang dijanjikan akan menyediakan fasilitas mewah dengan harga terjangkau. Dalam situs Boeing, Dreamliner digambarkan dengan kursi yang mewah dan mesin yang ramah lingkungan didukung oleh GE serta Rolls Royce.

Bermodal pesawat irit bahan bakar dengan kapasitas tidak jauh dengan Airbus, mampukah Lion Air bersaing dengan AirAsia yang terlebih dahulu terjun ke pasar penerbangan murah?

Bambang optimis Malindo bisa bersaing dengan AirAsia meskipun Malindo terhitung pemain baru. "Tentu harus diiringi dengan pengelolaan yang baik dan melakukan pemikiran dan telaah yang matang. Pasti akan survive. Dengan pasar domestik yang sudah 40 persen, saya yakin ini akan survive kok," kata dia.

Pertarungan baru akan dimulai pada tahun depan. Malindo mulai mengangkasa pada tahun 2013 berhadapan langsung dengan AirAsia yang meliputi rute Indonesia, Malaysia, Thailand, China, India, Jepang, dan Australia.