Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jika pakai hitungan baru, ekonomi RI 2013 tak tertinggi ketiga dunia

Jika pakai hitungan baru, ekonomi RI 2013 tak tertinggi ketiga dunia Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan perubahan perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari semula menggunakan hitungan tahun 2000 menjadi 2010. Jika perhitungan baru ini diterapkan pada proses perhitungan pertumbuhan ekonomi 2013, maka Indonesia tidak tumbuh tertinggi ketiga di dunia seperti yang dibangga-banggakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhyono.

Pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 5,7 persen (menggunakan hitungan 2000). Jika menggunakan hitungan 2010 maka lebih rendah dari itu.

"Pertumbuhan ekonomi 2013 pakai dasar penghitungan 2000 itu 5,73 persen dan menggunakan dasar penghitungan 2010 itu 5,58 persen," ucap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Kamis (5/2).

Mulai triwulan IV-2014, BPS mengubah dasar penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan hitungan berbasis Sistem Statistik Nasional yang mengubah tahun dasar penghitungan.

Kini, BPS menggunakan tahun dasar 2010. Suhariyanto mengatakan, tidak ada kepentingan politis kenapa ini baru diimplementasikan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo bukan ketika SBY menjadi presiden.

"Ini biar kita tidak mundur terus saja. Ini kan basic 2010, nanti kalau kita gunakan di awal 2015 mundur lagi, mundur lagi," tegasnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya