Merdeka.com - Menteri ESDM Jero Wacik kembali memberikan penjelasan terkait kebijakan pemerintah membatasi penjualan BBM subsidi jenis premium dan solar. Menurut Jero Wacik, kebijakan ini diterapkan agar masyarakat kaya tidak terus menikmati subsidi dari pemerintah.

"Jadi masyarakat tidak usah gelisah dan ini jangan sampai orang orang 'berada' itu masih tetap saja meminta BBM yang bersubsidi solar maupun premium," ucap Jero di Jakarta, Kamis (14/8).

Karena itu pemerintah menerapkan kebijakan larangan menjual premium untuk SPBU di jalan tol. Dengan kebijakan itu pemerintah yakin bisa mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi dan menjaga kuota subsidi BBM tetap tak melewati angka 46 juta kilo liter.

"Jadi harus diturunkan. Dan kita semua sepakat subsidi harus diturunkan itu. Maka harus dilakukan itu. Nanti pada 2015 kuotanya akan normal lagi, jadi ini sebentar saja," tutupnya.

Seperti diketahui, kebijakan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi sudah berjalan lebih dari sepekan. SPBU di jalan tol dilarang menjual premium. Solar tidak diperkenankan dijual di SPBU yang ada di Jakarta Pusat. Penjualan solar di beberapa daerah pun dibatasi maksimal hanya sampai pukul 18.00.

Menteri ESDM Jero Wacik bercerita mengenai pengalamannya menjadi bagian dari kebijakan itu. Jero Wacik mengaku sering dimarahi gara-gara membatasi penjualan solar subsidi. "Bagaimana lagi, kalau tidak dikendalikan habis, kalau dikendalikan dimarahin. Ini akibat jadi menteri," katanya.

Dia mengaku, banyak masyarakat mengirim pesan singkat. Isinya soal kesulitan mendapatkan solar. Meski demikian Jero Wacik ngotot tetap membatasi penjualan solar subsidi agar kuota yang ada cukup sampai akhir tahun.

"Mereka bilang 'woi pak menteri kami kesulitan dapat solar'. Tapi ya bagaimana?" tegasnya.