Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jangan Hanya Fokus Investor Asing, Pemerintah Diminta Perhatikan Pengusaha UMKM

Jangan Hanya Fokus Investor Asing, Pemerintah Diminta Perhatikan Pengusaha UMKM UMKM. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Eksekutif Center For Indonesia Taxation Analysis (CITA) mengingatkan pemerintah untuk lebih memperhatikan pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Tanah Air. Pemerintah katanya jangan hanya mengutamakan investor asing dan meninggalkan sektor UKM yang terbukti andal melawan krisis ekonomi.

Dia menyebut Undang-Undang Omnibus Law bisa menjadi peluang atau kesempatan bagi UKM, untuk memperoleh insentif dan perlakuan yang berbeda.

"Supaya apa? Supaya bisa berkompetisi, bersaing dengan yang besar, karena selama ini, sebagai contoh sisa hasil usaha koperasi kan masih objek PPH," jelasnya.

Dia mencontohkan, saat ini warung kopi tradisional milik usaha masyarakat sudah harus bersaing dengan korporasi besar seperti Starbucks, Kopi Kenangan yang ada investasi asing.

"Supaya (bisa) tumbuh, harus dapat investor asing. Yang (mendapat keuntungan lebih) besar siapa? ya (investor) asing, bukan kita. Itu keliru, harus diluruskan," tambah Yustinus.

Ubah Penerapan Subsidi

Kemudian, Yustinus juga melihat konsep penerapan subsidi di Indonesia seharusnya bisa diubah. Dengan cara mensubsidi masyarakat yang membutuhkan, bukan barang yang dijual ke masyarakat.

"Harusnya kan yang disubsidi orangnya. Contoh, Mbak Triyan butuh 10 liter per bulan, (kemudian) pemerintah subsidi, (dengan cara) mentransfer (ke Mbak Triyan) 10 liter, dikali 6.500. Kalau Anda habis 15 liter, yang 5 liter beli normal harusnya," papar Yustinus.

Kemudian, subsidi juga bisa tepat sasaran dan pengeluaran untuk subsidi bisa berkurang. Yustinus menilai hal itu mudah untuk dilakukan pemerintah. Sebab, pemerintah pasti memiliki informasi setiap masyarakat yang layak mendapatkan subsidi. "Tidak sulit karena kan sudah ada (informasi data) yang by name by address."

Namun, sampai saat ini, usul itu belum berlaku karena masyarakat sudah banyak yang nyaman, menikmati subsidi. "Free ridersnya banyak di subsidi ini, yang memiliki mobil harusnya tidak boleh lagi beli premium, namun faktanya masih bisa beli. Karena harganya masih Rp6.500 per liter dan tidak dilarang untuk beli," paparnya.

Padahal, jika perubahan konsep subsidi itu berlaku, pemerintah ditaksir akan bisa menghemat sebanyak puluhan atau bahkan ratusan triliun. "(Baru urusan bensin) belum lagi yang LPG dan lain-lain. Tidak sulit," Pungkas Yustinus.

Reporter Magang : Nurul Fajriyah

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'

Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.

Baca Selengkapnya
Kisah Sukses Deni Saputra Rintis Usaha Kopi, Modal Rp500.000 dan Kini Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan
Kisah Sukses Deni Saputra Rintis Usaha Kopi, Modal Rp500.000 dan Kini Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan

"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.

Baca Selengkapnya
Penjualan Rokok Eceran Bakal Dilarang, Pemilik Warung Kelontong: Omzet Kami Turun Drastis
Penjualan Rokok Eceran Bakal Dilarang, Pemilik Warung Kelontong: Omzet Kami Turun Drastis

UMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915
Mengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915

Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928

Baca Selengkapnya
Pertama di Indonesia, Gerai Starbucks Ini Berkonsep Ramah Lingkungan
Pertama di Indonesia, Gerai Starbucks Ini Berkonsep Ramah Lingkungan

Gerai baru kopi asal Amerika Serikat tersebut hadir untuk membantu mengurangi dampak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Menteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun

Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.

Baca Selengkapnya
Menikmati Kehangatan Kopi Sanger, Racikan Nikmat Perpaduan Susu dan Gula Favorit Masyarakat Aceh
Menikmati Kehangatan Kopi Sanger, Racikan Nikmat Perpaduan Susu dan Gula Favorit Masyarakat Aceh

Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya