Jakarta Kembali PSBB Dinilai Bakal Picu PHK Gelombang Kedua
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memutuskan segera menarik rem darurat dan menerapkan kembali aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB ini efektif berlaku mulai 14 September mendatang.
Ekonom sekaligus Peneliti Institute for Development of Economics (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, dampak besar dari diberlakukannya kembali PSBB yakni terjadinya gelombang PHK kedua di tahun ini. Bahkan, diperkirakan jumlah PHK di sepanjang tahun 2020 mencapai 15 juta jiwa.
"Berlakunya PSBB kembali pasti berdampak besar terjadinya gelombang kedua PHK. Jadi ada potensi PHK total 15 juta orang sampai akhir 2020 nanti," tegas dia saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (10/9).
Menurut Bhima potensi munculnya gelombang PHK kedua tahun ini disebabkan oleh terganggunya kegiatan ekonomi selama PSBB berlangsung, khususnya dari sisi konsumsi rumah tangga. Imbasnya kemampuan daya beli masyarakat kembali merosot tajam setelah berangsur pulih di era kebiasaan baru ini.
Secara riil, PSBB juga akan memukul kegiatan bisnis di berbagai sektor yang mulai tumbuh. Terutama ritel, pusat perbelanjaan, industri manufaktur hingga UMKM.
"Karena sektor-sektor usaha tersebut pasti akan mengalami penurunan secara drastis, setelah sempat tumbuh pada era kebiasaan baru ini. Karena kan tadi ada dampak dari terganggunya sisi konsumsi rumah tangga," terangnya.
Tekan Penyebaran Corona
Kendati demikian, Bhima menyambut baik kembali diterapkannya aturan PSBB secara ketat di seluruh wilayah ibu kota. Mengingat pelonggaran aktivitas dinilai menjadi pemicu meningkatnya penyebaran virus corona jenis baru tersebut.
Selain itu, penerapan PSBB juga dianggap efektif untuk menekan penyebaran Covid-19 di ibu kota yang kian tak terkendali. Alhasil pemda DKI dapat lebih fokus terhadap berbagai upaya penanganan pandemi secara optimal.
"Karena kan kontribusi Jakarta sendiri terhadap perekonomian Indonesia sangat signifikan, mencapai 17 sampai 18 persen. Kalau pandemi bisa diatasi maka ekonomi akan bisa rebound. Paling tidak kuartal pertama 2021 sudah di atas dua persen," imbuh dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
LKPP Bertekad Sejahterakan UMKK Jateng Lewat e-Katalog
Kepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaBeras dan Rokok Jadi Komoditas Pengeluaran Terbesar Warga Jakarta
Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya193,6 Juta Orang Bakal Bepergian saat Mudik Lebaran, Terbanyak Bukan dari Jakarta
Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnya