Ini Syarat Dapatkan Hunian Subsidi di Pinggir Stasiun Cicilan Rp 2,5 Juta/Bulan
Merdeka.com - PT Perumnas (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memulai pembangunan proyek Rumah Susun (Rusun) berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di pinggir Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.
Nantinya, di tempat itu juga akan tersedia 30 persen hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang bisa didapatkan dengan harga Rp 250 juta per unit.
Lantas, bagaimana cara membeli satu unit hunian tersebut?
Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas, Galih Prahananto menyebutkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon pembeli guna memiliki hunian yang telah disubsidi lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tersebut.
"Syaratnya, pertama belum punya rumah. Itu harus dilengkapi surat keterangan dari pihak berwenang. Selain itu, penghasilan (calon pembeli) tidak boleh lebih dari Rp 7 juta per bulan," jelas dia di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (10/12).
Dia menambahkan, MBR pun bisa membeli satu unit hunian hanya dengan uang muka Rp 250 juta per unit.
"Kalau Rusunami saya kira jelas, yang dia berhak uang muka cuman 1 persen. Coba bayangkan, kita jual Rp 250 juta kredit cuma Rp 2,5 juta. Ngumpulin duit sama pacar bisa dapat, abis itu dicicil 20 tahun," paparnya.
Selain Perumnas, inisiasi pembangunan hunian TOD ini turut digalakan BUMN lain di dua stasiun. Antara lain, PT Hutama Karya (Persero) di Stasiun Jurangmangu dan PT Adhi Karya (Persero) di Stasiun Cisauk.
Secara harga, satu unit rusun MBR seluas 21,9 meter persegi milik Perumnas di Stasiun Rawa Buntu dibanderol harga terendah Rp 250 juta. Sementara untuk di Stasiun Jurangmangu, rusun MBR ditawarkan dengan nominal harga Rp 8 juta per meter persegi dengan luas 32 meter persegi, atau sekitar Rp 256 juta per unit.
Sedangkan harga tawar termurah ditawarkan Adhi Karya di rusun MBR Stasiun Cisauk. Meski belum disebutkan berapa ukuran besarnya, hunian ini ditawarkan sekitar Rp 7,3 juta per meter persegi.
Menurut informasi yang diberikan Galih, rusun Stasiun Rawa Buntu ditargetkan rampung 2020. Sedangkan untuk di Stasiun Cisauk selesai 2021, dan di Stasiun Jurangmangu pada 2022.
Galih menekankan, masyarakat MBR yang hendak membeli hunian di kawasan tersebut harus menggunakannya untuk kepentingan pribadi, tidak boleh dibisniskan. "Jadi yang tinggal di sana ya hanya yang memang benar-benar butuh. Kita bisa ambil lagi inti itu kalau ternyata yang tinggal bukan pemilik asli," tegas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Layanan ini sangat memiliki dampak yang positif karena adanya angkutan yang menjangkau daerah terdepan, terpencil, terluar dan perbatasan.
Baca SelengkapnyaHal ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh seluruh petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk.
Baca SelengkapnyaDirektur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN, Fadjar Harianto Widodo mengungkapkan, PGN secara rutin menyelenggarakan program mudik gratis ke kampung halaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan adanya tambahan subsidi pupuk, maka harga pupuk akan lebih terjangkau, sehingga biaya produksi pertanian akan berkurang.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaTambahan ini bahkan mencapai 7,2 juta dan akan digelontorkan bersamaan dengan benih gratis sebanyak 2 juta hektare.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaPenambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaBeras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.
Baca Selengkapnya